Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Jokowi-Ma'ruf Menang 82 Persen di Solo | Menteri Susi Tolak Kapal Pencuri Dilelang

Kompas.com - 06/05/2019, 05:29 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menolak tegas wacana pelelangan kapal-kapal pencuri ikan.

Menteri Susi khawatir kebijakan itu hanya akan memudahkan para pemilik kapal untuk membeli kembali kapal mereka dan menggunakannya untuk mencuri lagi.

Sementara itu, pasangan Jokowi-Ma'ruf menang telak di seluruh kecamatan di kota kelahiran Jokowi tersebut.  

Berdasarkan penghitungan riil, pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin memperoleh sebanyak 301.995 suara atau 82,23 persen.

Sementara itu, pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Salahuddin Uno mendapatkan 65.271 suara atau 17,77 persen dari lima kecamatan di Solo.

Baca berita populer nusantara secara lengkap:

1. Jokowi-Ma'ruf menang telak atas Prabowo-Sandi di Solo

Proses rekapitulasi penghitungan perolehan suara Pemilu 2019 yang dilaksanakan KPU Surakarta di The Sunan Hotel Solo, Jawa Tengah, Minggu (5/5/2019).KOMPAS.com/LABIB ZAMANI Proses rekapitulasi penghitungan perolehan suara Pemilu 2019 yang dilaksanakan KPU Surakarta di The Sunan Hotel Solo, Jawa Tengah, Minggu (5/5/2019).

Ketua KPU Surakarta, Nurul Sutarti, mengatakan, berdasarkan hasil rekapitulasi penghitungan KPU Surakarta, jumlah pemilih yang hadir untuk menggunakan hak pilihnya di TPS sebanyak 372.055 orang.

Dari surat suara yang digunakan ada 367.266 suara sah dan 4.789 suara tidak sah.

"Hasil rekapitulasi penghitungan suara ini kita tetapkan nanti malam. Besuk pagi kita bawa ke KPU Provinsi Jateng," kata Nurul saat di The Sunan Hotel Solo, Jawa Tengah, Minggu (5/5/2019).

Baca berita selengkapnya: Real Count KPU, Jokowi-Ma'ruf Amin Menang di Semua Kecamatan di Solo

2. Menteri Susi tolak pelelangan kapal pencuri ikan

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti saat beristirahat usai melakukan paddling di perairan Ranai, Natuna, Sabtu (28/10/2017). Di sela-sela kunjungan kerja dan memimpin penenggelaman kapal di Natuna, Menteri Susi melakukan piknik mendadak di Pantai Sindu, salah satu pantai berbatu raksasa di Pulau Ranai.KOMPAS.com/FABIAN JANUARIUS KUWA Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti saat beristirahat usai melakukan paddling di perairan Ranai, Natuna, Sabtu (28/10/2017). Di sela-sela kunjungan kerja dan memimpin penenggelaman kapal di Natuna, Menteri Susi melakukan piknik mendadak di Pantai Sindu, salah satu pantai berbatu raksasa di Pulau Ranai.

Menteri Susi menjelaskan, jika dilelang, kapal-kapal tersebut nantinya bisa kembali dibeli pemiliknya untuk dipakai mencuri ikan.

"Kalau ikan dilelang oke lah. Tapi kalau kapal yang dilelang, kita jual lagi dan dijadikan alat mencuri lagi, akhirnya kita tangkap lagi. Apa mau jadi dagelan negeri kita?" kata Susi saat penenggelaman 13 kapal nelayan Vietnam di Pulau Datuk, Mempawah, Kalimantan Barat, Sabtu (4/5/2019).

Menurut Susi, kepastian penenggelaman itu mengacu pada sejumlah kejadian, di mana beberapa kapal yang melanggar hukum dan dilelang, digunakan kembali untuk menangkap ikan secara ilegal di perairan Indonesia.

Baca berita selengkapnya: Menteri Susi Tak Setuju Kapal Nelayan Asing Dilelang, Ini Alasannya

3. Pria yang diduga menghina Rizieq Shihab jadi tersangka

Kapolres Pontianak Kombes Pol Anwar Nasir menunjukkan barang bukti perkara ujaran kebencian terhadap Habib Rizieq dan Ijtima Ulama III di Hotel Kapuas Palace Pontianak, Kalimantan Barat, Minggu (5/5/2019)KOMPAS.com/HENDRA CIPTA Kapolres Pontianak Kombes Pol Anwar Nasir menunjukkan barang bukti perkara ujaran kebencian terhadap Habib Rizieq dan Ijtima Ulama III di Hotel Kapuas Palace Pontianak, Kalimantan Barat, Minggu (5/5/2019)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com