Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Mahasiswa Unair soal Pemilu 2019 dan Petugas KPPS yang Gugur

Kompas.com - 04/05/2019, 08:54 WIB
Ghinan Salman,
Farid Assifa

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 menjadi catatan sejarah bagi penyelenggaraan pesta demokrasi di Indonesia.

Pemilu serentak yang menggabungkan pemilihan presiden dan pemilihan legislatif dinilai mempermurah biaya anggaran negara.

Namun, Pemilu 2019 juga menyisakan polemik hingga duka lantaran hingga Kamis (2/5/2019) tercatat sebanyak 382 anggota KPPS meninggal dunia.

Kompas.com mewawancarai sejumlah mawasiswa Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, Jawa Timur, Kamis (2/5/2019), untuk mengetahui pendapat mereka mengenai pelaksanaan Pemilu 2019. Apa pendapat mereka?

Syifa'ul Qulub, mahasiswa semester 8 Jurusan Ilmu Politik, Fisip, mengatakan, Pemilu 2019 dengan upaya awal mempermurah harga elektoral dinilai justru menimbulkan masalah.

Baca juga: Kata Mahasiswa Unair soal Quick Count dan Klaim Kemenangan Capres

Salah satunya, pendistribusian surat suara yang terlambat sampai ke pelosok-pelosok negeri hingga kepulauan.

Kelemahan pemilu serentak

Menurut Qulub, yang menarik pada pelaksanaan Pemilu 2019 hanya dari sistem baru, yakni pilpres dan pileg digelar serentak. Namun, dengan sistem baru itu tidak menggambarkan sistem yang ideal seperti yang diharapkan KPU.

"Tapi malah semerawut. Mungkin untuk ke depan bisa kembali ke sistem awal saja. Karena fokus orang ketika ada pilpres dan pileg dijadikan satu, justru akan fokus ke pilpresnya," kata Qulub.

Sehingga, kata dia, pileg tidak seberapa diperhatikan oleh masyarakat. Bahkan, banyak masyarakat dan ia sendiri bingung untuk memilih calon legislatif.

"Karena tidak banyak mengenal caleg, hanya mengenal di tataran pilpres saja. Secara sistem (Pemilu 2019) menarik, tapi dampaknya malah buruk," ujarnya.

Pendapat serupa disampaikan Satrio Adi, mahasiswa semester 6 Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Menurut Satrio, niat KPU sebenarnya bagus menggelar pemilu serentak, namun tahapan demi tahapan Pemilu 2019 dinilai tidak berjalan maksimal.

"Saking banyaknya surat suara, penghitungan suara selesai sampai malam hari. Petugas banyak kelelahan, belum bersihkan TPS, belum kirim suplai surat suara (berjenjang). Kasihan kan anggota KPPS," ucapnya.

Bahkan, sebelum hari H pelaksanaan Pemilu 2019, ia menyebut banyak distribusi surat suara yang terlambat tiba. Terutama di wilayah yang aksesnya sulit dijangkau, sehingga harus diantar menggunakan perahu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com