Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur Rohidin Evaluasi Tambang dan Perkebunan Pasca-bencana di Bengkulu

Kompas.com - 03/05/2019, 07:14 WIB
Firmansyah,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BENGKULU, KOMPAS.com - Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menyatakan akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap aktifitas perusahaan tambang dan perkebunan skala besar pasca-tanggap darurat bencana banjir dan longsor.

Rohidin mengatakan, ada beberapa langkah yang perlu diambil oleh Pemerintah Provinsi Bengkulu bersama kabupaten dan kota setelah selesai fase tanggap darurat.

Pertama, pemerintah akan melakukan evaluasi kinerja lingkungan terhadap perusahaan-perusahaan yang berada di kawasan daerah hulu sungai.

“Ini tentu akan kita dalami terkait dengan kinerja dokumen lingkungan perizinan, termasuk proses reklamasi pasca-tambang," jelas Rohidin dalam rilisnya ke Kompas.com, Kamis (2/4/2019). 

Baca juga: 7 Fakta Bencana Alam di Bengkulu, 4 Penyebab Banjir hingga Perusahaan Tambang Bantah Jadi Biang Keladi Bencana

Kedua, pada posisi daerah aliran sungai, gubernur ingin memastikan bahwa arus sungai atau badan sungai tidak terjadi penyempitan. Ini juga membutuhkan penataan ruang, terutama yang melewati permukiman.

Pemprov juga akan menata Sungai Bangkahulu, Kota Bengkulu, yang mengalami pendangkalan akibat sampah. Lokasi di sekitar Sungai Bangkahulu adalah yang terkena banjir parah.

Gubernur mengatakan, pemerintah sudah selesai menyusun detail engeneering design (DED) terkait dengan penataan sungai Bangkahulu, karena adanya pendangkalan yang sangat besar di muara sungai di samping tumpukan sampah di kawasan Sungai Bangkahulu.

“Ini juga sudah kita bicarakan dengan Kementerian PUPR melalui Dinas Sumber Daya Air, dan alokasi anggarannya tahun ini akan di-plotting untuk Bengkulu dalam rangka penataan kawasan hilir Sungai Bangkahulu,” katanya.

Gubernur menegaskan, pola seperti itu harus diikuti untuk daerah aliran sungai (DAS) lain yang terdampak banjir, baik di Kabupaten Seluma, Bengkulu Selatan, Kaur maupun Bengkulu Utara, termasuk Kepahiang dan Rejang Lebong.

Selain itu, yang tidak kalah penting, gubernur ingin memastikan catchment area atau daerah  resapan air, kondisinya juga jangan sampai hilang dalam penataan ruang.

Apalagi, kata Rohidin, pertumbuhan perumahan semakin massif, terutama di kota Bengkulu. Ia melihat, banyak kompleks perumahan baru atau perumahan bersubsidi berdiri di daerah lekukan yang semula adalah kawasan resapan air.

Untuk itu, Pemerintah Provinsi Bengkulu akan melakukan pertemuan khusus dengan pengembang perumahan, untuk memastikan sistem drainase bagi rumah yang sudah dibangun harus betul-betul memenuhi kaidah standar lingkungan.

“Begitu pun dengan alokasi ruangan terbuka hijau (RTH) juga harus tersedia,” ujarnya.

Baca juga: Pemprov Babel Kirim Ahli Bangunan dan Jembatan Bantu Perbaikan Pasca-banjir Bengkulu

Untuk hal ini, Rohidin meminta wali kota dan bupati se-Provinsi Bengkulu untuk benar-benar memperhatikan aturan tata ruang dan standar teknis pembangunan saat mengeluarkan izin bagi pengembang untuk membangun perumahan.

“Artinya harus betul-betul dipatuhi, pertama RTH, kedua sistem drainase, ketiga kesesuaian peruntukan lahan. Jika poin - poin ini betul-betul kita lakukan secara sistematis, maka upaya kita untuk penanggulangan bencana dimasa-masa akan datang, ini akan menjadi lebih baik. Dan, saya kira ini harus menjadi sebuah keputusan dan komitmen kita untuk kita kerjakan secara bersama–sama,” ujar Rohidin.

Selain upaya di atas, gubernur juga secara khusus akan memanggil pengelola pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Musi yang ada di Kabupaten Kepahiang, untuk memperhatikan sisi tanggul dan kolam penampungan sehingga tidak menyebabkan banjir di daerah hilir.

“Tentu mereka harus perhatikan kapasitas hitungan voleme debit agar dapat dijamin tidak mengganggu dan  berbahaya di daerah hilir. Begitu pun mereka juga harus bertanggung jawab pada daerah hilir ketika akibat dari PLTA ini debit air berubah pada alur-alur DAS tertentu,” katanya.

Banjir dan longsor menerjang Bengkulu pada 27 April 2019 dan mengakibatkan 30 orang meninggal dunia. Bencana ini juga mengakibatkan 6 orang hilang, 12.000 warga mengungsi dan 13.000 lainnya terdampak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com