Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangkap 2 Wanita Pembawa 4 Kg Sabu, BNNP Kecewa Tak Boleh Masuk Lapas

Kompas.com - 03/05/2019, 06:29 WIB
Muhlis Al Alawi,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MADIUN, KOMPAS.com - Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Timur menangkap dua wanita pengedar narkoba jenis sabu jaringan narapidana Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas I Madiun, Kamis (2/5/2019) malam.

Dari tangan dua wanita itu, SAS (38) alias Siti, warga Kelurahan Bukit Tunggal, Kecamatan Jekan Raya, Kota Palangkaraya dan NH (24), warga Dukuh Pakis Surabaya, tim BNNP Jatim menyita empat kilogram narkoba jenis sabu.

"Dua wanita ini kami tangkap saat membawa narkoba jenis sabu seberat empat kilogram di Desa Teguhan, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun," kata Kabid Pemberantasan BNNP Jawa Timur AKBP Wisnu Chandra kepada wartawan di Hotel Bali Kota Madiun, Jumat (3/5/2019) dini hari.

Baca juga: Diduga Jadi Bandar Narkoba, Kepala Desa di OKU Timur Diciduk

Menurut Wisnu, penangkapan dua wanita itu bermula saat BNNP Jawa Timur mendapatkan informasi pengiriman narkoba jenis sabu yang dikendalikan narapidana Lapas Kelas I Madiun dalam jumlah besar dari Kepulauan Riau. Barang itu dikirim dari Malaysia melalui Riau kemudian dipaketkan ke Kota Madiun. 

Wisnu mengatakan, barang haram itu diambil Siti dari Riau kemudian dipaketkan ke Madiun dengan jasa ekspedisi pengiriman barang. Setelah tiba di Madiun, Siti kemudian mengambil sabu yang dipaketkanya sendiri dari Riau.

"Setelah barang di Madiun, Siti menunggu perintah dari narapidana yang mendekam di Lapas Kelas I Madiun terkait pengambil barangnya," ujar Wisnu.

Pengakuan dua wanita itu mengaku mendapat upah Rp 10 juta atas jasanya mengambil sabu seberat 4 kilogram dari Riau lalu dipaketkan ke Madiun.

Kecewa 

Tim gabungan BNNP Jawa Timur, BNNP Riau dan BNNK Nganjuk merasa kecewa terhadap Lapas Kelas I Madiun lantaran tak mengizinkan tim masuk ke lapas. Padahal tim hendak mengamankan dua narapidana yang disebut-sebut menjadi jaringan pengendali dua wanita pembawa sabu tersebut.

"Kami menyayangkan. Birokrasi menjadi kendala di Indonesia. Kalau kami bisa segera tangkap orangnya maka kami bisa menguasai handphone dan mengetahui jejaringnya. Karena semuanya menuju komandonya dari Lapas Kelas I Madiun. Padahal kami sudah menunjukkan surat tugas namun hingga saat ini belum ada respons," kata Wisnu.

Wisnu membandingkan dengan keterbukaan dan kemudahan Lapas Porong dan Lapas Medaeng yang memberikan kemudahan akses bagi tim BNNP yang hendak menangkap narapidana yang disebut sebagai pengendali.

"Kalau di Lapas Porong dan Medeang begitu kami menunjukkan surat tugas, petugas jaga langsung berkoordinasi dengan kalapas dan kami diperbolehkan masuk," jelas Wisnu.

Baca juga: Pembunuhan Pria di Eks Lokalisasi Palembang karena Utang Narkoba

Wisnu menambahkan, tiga kasus narkoba yang diungkap di wilayah Madiun semuanya dikendalikan narapidana yang mendekam di Lapas Kelas I Madiun.

Ia mencontohkan, sepakan yang lalu timnya juga menangkap pengedar narkoba jenis sabu seberat 65 gram sabu, 30 butir pil ekstasi dan 10 gram ganja yang dikendalikan narapidana narkoba di dalam Lapas Kelas I Madiun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com