Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Remaja Baju Hitam Dibebaskan, 3 Orang Masih Diperiksa karena Merusak

Kompas.com - 03/05/2019, 06:12 WIB
Agie Permadi,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Kelompok massa baju hitam yang diamankan polisi Rabu (1/5/2019) kemarin dibawa ke Mako Brimob Polda Jabar untuk diperiksa lanjutan.

Kini, sebagian besar dari mereka telah dipulangkan. Namun ada tiga orang yang masih diperiksa intensif.

Kapolrestabes Bandung Kombes Irman Sugema mengatakan, kelompok yang identik dengan baju serba hitam ini dibawa ke Mako Brimob Polda Jabar untuk diidentifikasi, didata sekaligus diinterogasi awal.

“Setelah 24 jam kita punya hak melakukan pemeriksaan awal, maka mayoritas dari mereka belum ditemukan cukup bukti atas perbuatan perusakan dan lainnya,” kata irman di Mapolrestabes Bandung, Kamis (2/5/2019).

Baca juga: Polisi: Kelompok Baju Hitam yang Beraksi di Bandung Bernama Anarko

Berdasarkan catatan, ada sekitar 619 orang yang diamankan, dengan rincian 605 pria dan 14 wanita. Dari jumlah itu, 293 orang di antaranya berusia di bawah umur. Saat ini, mayoritas dari mereka telah dipulangkan.

“Kita pulangkan dulu,” kata Irman.

Namun ada tiga orang yang kini masih didalami guna pemeriksaan lebih lanjut. Diduga ketiganya merusak kendaraan bermotor. Nantinya, polisi bahkan akan melakukan gelar perkara terkait status ketiga orang tersebut.

“Perusakan sepeda motor,” ujarnya.

Menurut Irman, ketiga orang yang merupakan warga Bandung ini terdiri dari dua orang mahasiswa dan satu orang masih di bawah umur.

“Di lapangan itu perusakan sepeda motor. Ada videonya yang viral,” tuturnya.

Irman menegaskan bahwa Polri sangat menghormati undang-undang yang mengatur kebebasan berpendapat di muka umum, selama masih dalam koridor yang wajar atau sesuai aturan.

Baca juga: Kelompok Baju Hitam Anarko, Perusuh yang Muncul di Bandung hingga Makassar

 

Ada pun pembubaran massa yang dilakukan pihak kepolisian terhadap kelompok tersebut merupakan langkah preventif.

“Kemaren kami melakukan langkah preventif kepada kelompok itu, karena ada indikasi melakukan perusakan. Dan potensi konflik sosial dengan buruh besar kemungkinan terjadi sehingga harus dipisahkan dan dilerai,” tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com