Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca-aksi Kelompok Baju Hitam, Siswa Penyandang Disabilitas Takut ke Sekolah hingga Jejak Vandalisme Dimana-mana

Kompas.com - 02/05/2019, 15:13 WIB
Dendi Ramdhani,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Aksi kelompok berbaju hitam yang menamakan diri sebagai Anarko. membuat resah warga Bandung saat peringata May Day. Rabu (1/5/2019). 

Tindakan para perusuh ini menimbulkan sejumlah kerugian. Selain aksi vandalisme di sekitar Jalan Singaperbangsa, Jalan Dipatiukur, kerugian materil juga dialami warga. 

Enceng (43), salah seorang pemilik warung nasi di Jalan Singaperbangsa mengatakan, sekitar pukul 11.30 WIB sekelompok remaja yang memakai busana serba hitam melintas di depan warungnya.

Tak berselang lama, keributan pecah. Tanpa diketahui penyebabnya, Enceng melihat kelompok itu lari kocar-kacir dikejar polisi.

"Mereka lari, mungkin panik, ada yang mendorong lemari tempat makanan. Piring semua pecah, mungkin lebih dari selusin," tutur Enceng saat ditemui, Kamis (2/5/2019).

Baca juga: Kelompok Baju Hitam Anarko, Perusuh yang Muncul di Bandung hingga Makassar

Saat itu, sambung Enceng, sejumlah pemuda sempat masuk ke warung makannya untuk bersembunyi. Tak mau ambil risiko, Enceng langsung menghadang mereka.

"Ada yang ngumpet ke sini pakai baju hitam-hitam, saya usir saja. May Day itu tiap tahun ada, tapi baru kali ini ada keributan seperti ini," ujar Enceng yang sudah 15 tahun melapak di lokasi itu.

Jejak vandalisme juga terlihat di SLB-C Plus Asih Manunggal, Jalan Singaperbangsa. Posisinya, tepat di depan warung Enceng. Tembok sekolah itu penuh dengan ragam tulisan dan logo dari cat semprot.

Wiwin Wiartini, Kepala Sekolah SLB-C Plus Asih Manunggal, mengatakan saat kejadian tak ada aktivitas belajar di sekolah lantaran tengah libur. Namun, ada beberapa pegawai yang tengah menyelesaikan tugas.

Ia baru mengetahui ada keributan di depan sekolahnya setelah dikabari kerabatnya.

"Kita lagi di luar, ada teman-teman yang kebetulan kerja. Difoto lah kejadian itu, sudah nyebar di Sosmed juga kan. Kita sempat kaget ada apa dengan sekolah kita. Ada sekitar 15 orang yang masuk ke sini, mereka diamankan polisi," tutur Wiwin.

Baca juga: Komentar Ridwan Kamil soal Keributan Remaja Baju Hitam di Bandung

Kejadian itu membuat para siswanya syok. Apalagi, sekolah itu khusus bagi siswa tunagrahita. Bahkan, pagi tadi para siswa sempat ketakutan untuk bersekolah. Ia pun berinisiatif mengirimkan pesan kepada para orangtua siswa jika sekolahnya dalam keadaan aman.

"Pas lihat di TV saja mereka ketakutan. Tadi pagi ada dampak, biasanya 07.30 sudah masuk, awalnya hanya 10 orang. Kita pastikan sekolah aman di share lewat grup WhatsApp," ucapnya.

Wiwin mengaku ada sejumlah orang yang berniat untuk mengecat ulang tembok sekolahnya. Ia berharap, tulisan itu segera bisa dihapus agar tak ditiru para siswanya.

"Memang harus dibersihkan karena kata-katanya gak mendidik. Kita terganggu, mereka kan akan bertanya karena selama ini kita melarang corat-coret seperti," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com