Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjualan Tahu Sumedang Turun Drastis karena Tol Cipali, Pengusaha Ini Merintis Kafe Kopi

Kompas.com - 30/04/2019, 18:57 WIB
Aam Aminullah,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


SUMEDANG, KOMPAS.com - Sejak Tol Cipali beroperasi pada 2015, omset rata-rata pengusaha tahu Sumedang disebut terus mengalami penurunan drastis.

Kini, pengusaha tahu Sumedang makin cemas jelang beroperasinya Tol Cisumdawu (Cileunyi, Sumedang, Dawuan).

Seperti yang diungkapkan Hernawan Safari, pemilik Rumah Makan Tahu Sumedang Sindang Sari di Jalan Mayor Abdurrachman, Kota Kaler, Sumedang Utara, Sumedang, Jawa Barat.

Alih-alih bertahan dengan rumah makan tahu Sumedang yang makin sepi, Hernawan mulai meninggalkan usaha tahunya ini dan kini lebih memilih fokus dengan merintis kafe kopi di lokasi yang sama.

Baca juga: Tebaran Sampah di Pinggir Jalan Tol Cipali...

Hernawan mengatakan, sejak Tol Cipali beroperasi, dari biasanya mampu menjual tahu sebanyak 8 gilingan per hari (1 gilingan 5 ancak, 1 ancak 110 biji tahu), sejak ada Tol Cipali, hanya mampu menjual 2 gilingan per hari.

Padahal, sebelumnya, pada Sabtu dan Minggu serta hari libur lainnya, Rumah Makan Sindang Sari Sumedang mampu menjual lebih dari 8 gilingan tahu Sumedang.

"Penjualan tahu Sumedang turun drastis sejak ada Tol Cipali. Sehari, paling bagus hanya habis dua gilingan. Karena itu, sejak 2017, saya mulai memikirkan usaha lain agar tempat ini (lokasi jualan) tetap ramai," ujar Hernawan, kepada Kompas.com, di kafe kopi miliknya, Selasa (30/4/2019) sore.

Hernawan menuturkan, sejak awal tahun 2017 dirinya mulai beralih ke usaha kopi. Waroeng Kopi Boehoen pun mulai dibuka untuk umum pada tahun itu.

Menyasar segmen semua kalangan, Waroeng Kopi Boehoen yang dirintis Hernawan Safari menawarkan beraneka macam minuman berbahan kopi.

Khususnya, kopi asli Sumedang, seperti kopi buhun rancakalong, kopi manglayang, kopi margawindu dan jenis kopi lainnya.

"Sejak dibuka, respons masyarakat bagus. Dalam satu minggu, kami menghabiskan lebih dari 5 kg kopi. Untuk tahu Sumedang masih tetap jualan, tapi hanya pada saat libur panjang dan libur hari-hari besar seperti Lebaran saja. Hari biasa tidak jualan," tutur dia.

Hernawan menyebutkan, wajar jika pengusaha tahu Sumedang resah dengan segera beroperasinya Tol Cisumdawu.

Sebab, sejak kehadiran Tol Cipali saja, telah memengaruhi penjualan tahu Sumedang.

"Kendaraan dari arah Jawa, maupun yang dari Jakarta menuju Jawa sekarang sudah tak melintas ke Sumedang. Sehingga omzet kami turun drastis, apalagi nanti kalau sudah ada Cisumdawu," keluh dia.

Baca juga: Kronologi Kecelakaan di Tol Cipali yang Tewaskan 4 Orang, Mobil-mobil Ringsek dan Terguling

Sebelumnya, Wakil Bupati Sumedang Erwan Setiawan meminta pedagang oleh-oleh khas Sumedang dan rumah makan tidak perlu khawatir jelang beroperasinya Tol Cisumdawu (Cileunyi, Sumedang, Dawuan).

Sebab, Pemkab Sumedang telah menyiapkan berbagai upaya jelang beroperasinya tol yang akan membelah wilayah Kabupaten Sumedang ini.

"Pedagang tidak perlu khawatir, Sumedang tidak akan jadi kota mati setelah Tol Cisumdawu beroperasi," ujar Erwan, kepada Kompas.com, di Gedung Negara, Sumedang, Minggu (21/4/2019) lalu. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com