Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampung di Sukabumi Ini Terancam Terisolasi akibat Munculnya Lubang Besar

Kompas.com - 29/04/2019, 18:21 WIB
Budiyanto ,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


SUKABUMI, KOMPAS.com - Tanah di atas terowongan air di Kampung Legoknyenang, RT 005 RW 002 Desa Sukamaju, Kecamatan Kadudampit, Sukabumi, Jawa Barat, kembali amblas, Minggu (28/4/2019) sekitar pukul 04.00 WIB.

Dampaknya, jalan gang selebar 1,2 meter yang berada sekitar dua meter dari tanah amblas semakin terancam tergerus hingga nyaris putus.

Terlebih lagi, posisinya berada tepat di atas mulut terowongan air. Selain itu, bila jalan gang putus dapat mengakibatkan ratusan warga terisolir.

Baca juga: Lubang Besar yang Muncul di Area Persawahan Sukabumi Makin Meluas

Kali ini, tanah amblas berupa lubang berukuran diameter sekitar 10 meter dengan kedalaman sekitar 8 meter. Lubang ini hingga Senin (29/4/2019) terus melebar hingga bersambung dengan lubang di sebelahnya.

Sebelumnya, tanah amblas yang juga berbentuk lubang terjadi Kamis (6/9/2018) tahun lalu. Tanah amblas saat itu berdiameter sekitar 4 meter dengan kedalaman sekitar 6 meter.

Sedangkan terowongan air panjangnya sekitar 50 meter dengan lebar sekitar 2 meter.

Pada dua kali kejadian, sejumlah warga yang bertempat tinggal di sekitar lokasi mengaku mendengar suara dentuman keras dan getaran seperti ada gempa bumi. Jarak terdekat antara rumah dengan tanah amblas sekitar 10 hingga 20 meter.

"Lubang yang baru ini terus meluas, dan hingga bersambung ke lubang sebelumnya. Padahal, saat amblas kemarin, jaraknya sekitar dua hingga empat meter," ungkap Cece Sudirman (60), yang rumahnya paling dekat dengan lokasi kejadian, saat berbincang dengan Kompas.com, Senin siang.

Dia menuturkan, saat kejadian, dirinya sedang berada di dalam rumahnya dan sedang siap-siap berangkat menuju masjid.

Baca juga: Geger Kemunculan Lubang Besar di Area Persawahan Sukabumi, Ini Penjelasannya

 

Namun, sebelum keluar rumah, ia mendengar suara dentuman keras diiringi getaran yang terjadi sekitar pukul 04.00 WIB.

"Lampu penerangan tiba-tiba redup dan langsung mendengar suara dentuman keras seperti tiupan angin sangat kencang sekali lalu merasakan getaran," tutur dia.

"Awalnya dikira ada gempa. Namun, setelah berjalan sekitar sepuluh meter ke arah masjid saya melihat lubang tanah amblas lagi. Saya terus melanjutkan jalan ke masjid dan memberitahu warga," sambung dia.

Terancam terisolir

Ketua RW 002 Deni Rahayu Hamzah mengatakan, tanah amblas berbentuk lubang besar di wilayahnya ini merupakan kali kedua.

Namun, sejak kejadian pertama hingga kembali lagi terjadi belum ada penanganan optimal dari pemerintah.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com