Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dicap Jadi "Trendsetter" Mukena Motif, Ini Kisah Rina Membesarkan Tatuis Mukena

Kompas.com - 27/04/2019, 08:30 WIB
Aprillia Ika

Editor

KOMPAS.com - Dalam berbisnis perlu upaya kreatif untuk memasarkan produk. Itulah yang dilakukan oleh Rina Kartika, pendiri Tatuis Mukena.

Berkat kejelian dan keuletan Rina mencari celah pasar dalam bisnis mukena, kini Tatuis Mukena sudah menancapkan kuku sebagai merek mukena premium ternama di pasar lokal.

Tiap bulan, Tatuis Mukena memproduksi hingga 10.000 unit mukena. Sekitar 70 persen–80 persen dari total produksi untuk pasar domestik yang disebar oleh 20 distributor.

Mari simak cerita Rina membesarkan bisnisnya ini.

Baca juga: Kisah Bella Jadi Pelopor Batik Khas Belitong dengan Omzet Rp 300 Juta Per Bulan

Pada 2007, belum banyak produsen perlengkapan shalat seperti mukena dan sajadah. Maka pada tahun itu, Rina pun masuk ke bisnis sajadah.

"Awalnya hanya bikin sajadah, lalu kepikiran kenapa enggak sekalian bikin mukena, biar sepaket. Lagipula yang garap bisnis mukena di dalam negeri sedikit," ungkap Rina di pusat produksi Tatuis Mukena di Cibinong, Jawa Barat, seperti dikutip dari Kontan.

Saat masuk ke bisnis mukena ini, Rina kemudian mendapatkan sebuah celah pasar.

Pertama, belum banyak produsen mukena yang memberikan label merek dagang ke produknya. Kedua, belum banyak yang memanfaatkan pemasaran secara online melalui e-commerce.

Tak mau menyia-nyiakan kesempatan, Rina langsung memberi merek dagang ke produk mukena dan sajadah dengan nama Tatuis. Ia memanfaatkan sarana penjualan online seperti Zalora dan Berrybenka untuk memasarkan produk. Produk mukenanya bisa dicek di situs www.tatuis.com dan di Instagram tatuis_oficial

Baca juga: Fakta di Balik Kisah Sukses Heru Si Peternak Ikan Cupang, Untung Rp 15 Juta Per Bulan hingga Bantu Cegah DBD

Dalam perkembangan bisnisnya, Rina dibantu oleh Diansyah Sukmana atau Dion, yang kemudian jadi Co-Founder Tatuis Mukena. Dion ini yang melihat celah pasar di segmen premium ketimbang bermain di segmen kelas bawah.

"Sejak awal target kami premium. Selain itu, bahan dan desain mukena juga premium karena tidak pasaran," jelas Dion.

Trendsetter mukena bermotif

Agar bisa menembus pasar mukena Tanah Air, Rina sengaja membuat desain yang berbeda dari kebanyakan mukena umumnya.

Jika biasanya mukena berwarna putih polos, berenda, atau dengan hiasan bordir, Tatuis Mukena menawarkan konsep desain baru, yakni mukena dengan kain bermotif.

"Waktu saya keluarkan Tatuis, belum ada mukena memakai bahan bermotif. Ternyata setelah mengeluarkan mukena bermotif, penjualan kami meledak karena banyak yang suka," terang Rina tanpa merinci nilai penjualannya.

Hasilnya pun tergolong positif. Pelan namun pasti, mulai masyarakat mulai mengenal publik merek Tatuis. Malah, penjualan mukena Tatuis sudah mengalahkan penjualan fashion muslim lainnya, seperti baju muslim.

Baca juga: Meski Anak Presiden, Kaesang Berbisnis Tanpa Minta Modal ke Sang Ayah

Lantaran dicap sebagai pengusung mukena bermotif, Tatuis Mukena pun kerap dianggap sebagai trendsetter mukena bermotif.

Sebab, setelah Tatuis mengeluarkan produk mukena bermotif, mulai banyak pelaku usaha lain yang juga mengeluarkan produk serupa.

Dari beberapa motif mukena, desain bunga dan daun paling banyak diminati. Adapun harga mukena Tatuis dibanderol dengan harga Rp 200.000 hingga Rp 1,7 juta per buah. (Elisabeth Adventa)

Artikel ini sudah tayang di Kontan dengan judul "Fulus mengalir dari mukena bermotif dari Tatuis Mukena."

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com