Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Petugas KPPS Gugur Saat Bertugas di Pemilu 2019, Ini Kata Psikolog

Kompas.com - 26/04/2019, 15:02 WIB
Agie Permadi,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kamis (25/4/219), kurang lebih 225 jumlah anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) meninggal dunia, sedang 1.470 anggota KPPS dilaporkan sakit.

Dari sisi psikolog, tingkat stress yang dialami petugas KPPS ini cukup tinggi, akumulasi tekanan terjadi saat proses pemungutan suara terjadi.

Psikolog Pamela Anggia Dewi menjelaskan keterkaitan tingkat stress petugas KPPS ini terjadi oleh beberapa faktor, mulai dari persiapan surat suara, penghitungan hingga pengantaran kotak suara ke tingkat kelurahan.

"Misal ada ratusan surat suara, ketika menghitung, petugas butuh satu menit, misal ada 1.000 surat suara berarti ada 1.000 menit dan itu membutuhkan beberapa jam, itu baru surat suara saja belum penghitungan, mengantarkannya ke kelurahan berarti kan butuh lama," kata Pamela yang ditemui di ruang kerjanya, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (26/5/2019).

Baca juga: Mimisan Saat Coblosan, Satu Petugas KPPS di Cianjur Gugur

Proses tersebut memberikan akumulasi tekanan tersendiri terhadap petugas KPPS, baik adanya tekanan berupa penghitungan yang harus teliti, hati-hati dalam melakukan pengawasan surat suara hingga tekanan dari masyarakat itu sendiri.

Kondisi ini memunculkan mekanisme pertahanan diri, ketika manusia menganggap ada situasi membahayakan maka respon tubuh memunculkan mekanisme itu.

Ada tiga tahap respon yang dimunculkan tubuh atau pikiran seseorang ketika mengalami tekanan, yakni Fight atau sikap melawan, flight atau menghindari, dan freeze, perasaan tidak berdaya atau merasa hampa, tidak ada bantuan.

"Misalnya menganggap situasi mengancam otomatis badan merespon untuk mempersiapkan badan fisik menghadapi situasi ancaman itu misalnya jantung berdegup kencang, leher, kaki, tangan kaku, hingga migrain," jelasnya.

Baca juga: KPU: Hingga Kamis, Anggota KPPS Meninggal 225 Orang, 1.470 Sakit

Dalam situasi yang penuh tekanan seperti ini otak pun mengatur bagian fungsi dari badan kita yang tidak perlu sehingga fungsinya pun menurun.

"Seperti fungsi pencernaan atau fungsi berpikir dalam keadaan stres itu menurun, sehingga makan enggak benar, susah konsentrasi. kalau ini terjadi terus menerus badan dalam keadaan waspada lama-lama lelah kehabisan energi. mungkin nanti respon muncul freeze tidak berdaya hampa dan tidak berharaga karena tekanan di sekitarnya," kata Pamela.

Salah satu kasus seperti Kelurahan Lesanpuro, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, seorang ketua KKPS melakukan percobaan bunuh diri, diduga karena tanggung jawabnya sebagai ketua KPPS, sebab dalam penghitungan surat suara terdapat selisih suara untuk pemilihan DPD dan DPRD Kota Malang.

"Nah ini memunculkan mekanisme tubuh tadi ujungnya kelelahan hingga bisa meninggal," ujarnya.

Baca juga: Istri Almarhum Ketua KPPS Minta Maaf Suaminya Tak Tuntaskan Tugas, Risma Terharu

Menurutnya, perlu adanya kajian ulang dalam proses Pilpres mendatang agar lebih baik dan dan bijak bagi petugas KPPS.

"Ditambah keamanan dipertimbangkan, petugas suara ketika keamanan mereka dijamin, surat suara dijamin maka mereka juga bisa rileks. Selain itu juga ada petugas kesehatan yang men-support petugas ini jangan terlalu kelelahan," harapnya.

#IndonesianElectionHeroes

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com