Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah 7 Orang Penyelenggara Pemilu di NTT Meninggal

Kompas.com - 26/04/2019, 08:58 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


KUPANG, KOMPAS.com - Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Nusa Tenggara Timur (NTT) Yosafat Koli mengatakan, pihaknya mencatat sebanyak tujuh orang penyelenggara pemilu di wilayah itu meninggal.

"Tujuh orang yang meninggal itu adalah PPS, PPK, KPPS hingga petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas),"ungkap Yosafat, kepada Kompas.com, Kamis (25/4/2019).

Menurut Yosafat, mereka meninggal karena sakit dan kecelakaan, saat melaksanakan tugas Pemilu di wilayah masing-masing.

Baca juga: Ratusan Anggota KPPS Meninggal, Tak Tidur Bikin Tubuh Bak Orang Mabuk

Tujuh orang itu yakni Saferius Sanda, Blandina Rafu, Yahya D Ora, Jonius Ama Ki'i, Silfanus Nepa Fay, Godlief Tefnai dan Yunus Sapay.

Yosafat merinci, Saferius Sanda adalah anggota KPPS di TPS 02 Desa Poco Dedeng, Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat, meninggal akibat kecelakaan.

Selanjutnya, Blandina Rafu adalah Anggota KPPS di Desa Manleten, Kecamatan Tasifeto Timur,Kabupaten Belu, meninggal akibat sakit.

Yahya D Ora, anggota PPS di Desa Nekmese, Kecamatan Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang, meninggal akibat sakit.

Jonius Ama Ki'i, petugas Linmas di Desa Watulabara, Kecamatan Wewewa Barat, Sumba Barat Daya, meninggal akibat kecelakaan.

Silfanus Nepa Fay merupakan anggota PPK di Kelurahan Naikliu, Kabupaten Kupang, meninggal akibat sakit.

Baca juga: KPU: Hingga Kamis, Anggota KPPS Meninggal 225 Orang, 1.470 Sakit

Godlief Tefnai merupakan Anggota KPPS TPS 09, di Desa Mnelalete, Kecamatan Amanuban Barat, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), juga meninggal akibat sakit.

"Kemudian yang terakhir Yunus Sapay, Linmas TPS 04 di Desa Oebelo, Kecamatan Amanuban Selatan (TTS), meninggal akibat sakit,"sebut Yosafat.

Hingga saat ini, kata Yosafat, pihaknya masih terus mendata jumlah petugas PPK dan KPPS yang sakit.

"Kami dapat laporan bahwa masih ada lagi petugas yang sakit. Nanti akan kami informasikan lagi,"kata Yosafat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com