Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Rute LRT hingga Alasan Pemprov Jatim Ingin Punya Transportasi Massal

Kompas.com - 22/04/2019, 13:31 WIB
Ghinan Salman,
Candra Setia Budi

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Perhubungan Jawa Timur, Fattah Jasin mengatakan, pembangunan light rail transit (LRT) untuk wilayah Surabaya dan sekitarnya sangat dibutuhkan.

Terlebih, jumlah penduduk di Surabaya, Gresik, Mojokerto, dan Sidoarjo memiliki jumlah penduduk yang cukup besar, yakni sekitar 10 juta penduduk.

Karena itu, kota-kota besar di Jawa Timur, sudah harus memiliki alternatif transportasi massal.

"Ini sekelas Jatim, Surabaya, enggak punya konsep angkutan massal. Bus pun enggak punya," ucap Fattah kepada Kompas.com, Senin (22/4/2019).

"Hanya bus plat merah Surabaya yang wira-wiri, itu bukan angkutan massal, tapi umum. Itu busnya plat merah supaya orang tau, oh Surabaya punya angkutan umum massal, itu bukan. Itu hoaks itu," katanya.

Baca juga: Pemprov Jatim Ajukan Pembangunan LRT ke Kemenhub

Menurut Fattah, yang dikatakan transportasi massal itu terdapat jalan khusus dan tidak melewati jalan umum yang biasa digunakan selama ini.

Seperti halnya DKI Jakarta, yang memiliki Transjakarta, Busway, kereta api rute Jabodetabek, hingga moda raya terpadu (MRT).

"Jawa Timur, mana ada kereta macam di Jabodetabek? Gerbang Kartasusila mana? Enggak ada kan, itu urgensinya. Maka 10 juta penduduk itu wajib diberi fasilitas angkutan publik, angkutan umum," ujarnya.

Baca juga: Gubernur Ganjar: Jateng Siap Bangun LRT di Kota Semarang

Fattah menyebut, konsep LRT yang sudah diserahkan ke Kementerian Perhubungan itu, nantinya akan melintasi mulai dari Lamongan-Gresik, Gresik-Surabaya, Surabaya-Sidoarjo, Surabaya-Bandara Juanda, Sidoarjo-Mojokerto.

"Malang tidak, Malang punya konsep sendiri di Malang Raya. Malang kabupaten, Kota Malang, dan Kota Batu. Itu satu kesatuan," jelasnya.

Fattah juga menanggapi soal LRT di Palembang, yang dalam sebulan mengalami kerugian hingga Rp 9 miliar.

Ia menilai, LRT di Palembang tidak terintegrasi, karena kepentingannya untuk Asian Games. Namun, untuk jangka panjang, LRT di Palembang tetap akan dibutuhkan.

"Tapi memang jumlah penduduk di Palembang tidak sepadat seperti di Surabaya dan sekitarnya," kata dia.

Baca juga: Sehari Setelah Diinspeksi Anies, Begini Kondisi Proyek LRT Jabodebek

Untuk Surabaya sendiri, lanjut Fattah, sudah waktunya memiliki transportasi massal berupa LRT.

Tidak adanya transportasi massal, menurut Fattah, kemacetan di Surabaya pada pagi dan sore hari sulit diurai.

Sebab, alat transportasi yang digunakan hanya sepeda motor, mobil pribadi, ojek online, hingga bus umum.

Dengan adanya LRT, ia menyebut kepadatan lalu lintas bisa berkurang dan kemacetan lalu lintas juga bisa diatasi.


"Kalau merujuk ke Singapura, MRT-nya itu di bawah tanah, itu jutaan orang dibawah itu. Di atas kelihatan enggak ada orang, tapi di bawah banyak. Jadi pasti mengurai kemacetan," terang Fattah.

Karena itu, pertimbangan membangun LRT yang elevated (melayang), imbuh Fattah, untuk menghindari kemacetan dan menghindari risiko kecelakaan serta kematian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com