Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Video Surat Suara Tercoblos di Surabaya, Ini Tanggapan Bawaslu

Kompas.com - 17/04/2019, 18:33 WIB
Ghinan Salman,
Khairina

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Warga Kota Surabaya dihebohkan dengan video surat suara tercoblos yang beredar di Twitter pada Rabu (17/4/2019).

Video tersebut diunggah akun @ShahabHelda pada pukul 11.44 WIB dan telah mendapat retweet 2.315 dan 219 komentar.

@ShahabHelda menyebutkan bahwa kejadian tersebut terjadi di salah satu Tempat Pemungutan Suara (TPS) di kawasan Ampel, Surabaya, tepatnya di Kalimas Madya, Kecamatan Pabean Cantikan.

Baca juga: TPS Unik Superhero di Surabaya Diserbu Pemilih

Dalam video berdurasi 55 detik itu, seorang perempuan berpakaian putih dan kerudung hitam terlihat sedang marah.

Wanita itu marah sambil menunjukkan beberapa lembar surat suara yang diduga telah tercoblos.

Surat suara yang ditunjukkan dalam video itu berwarna abu-abu, yakni surat suara untuk memilih presiden dan wakil presiden.

Bila diperhatikan dengan seksama, perempuan yang sedang marah itu memakai kartu identitas KPPS, namun tidak terlihat dengan jelas.

"Saksi-saksi. Lihat ini ada coblosan ya. Ini juga ada coblosan," ujar wanita dalam video itu.

Baca juga: Di TPS Khofifah, Jokowi-Maruf Amin Unggul 46 Suara atas Prabowo-Sandiaga

Menanggapi video tersebut, Koordinator Sentra Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu) Surabaya, Usman mengaku belum dapat memastikan kebenaran video tersebut.

Namun, ia mengakui telah mendapat laporan adanya dugaan kecurangan, melalui video yang viral di linimasa media sosial tersebut.

Meski sudah menerima laporan, ia belum mendapat laporan adanya kericuhan soal dugaan surat suara tercoblos di salah satu wilayah di Surabaya itu. Ia mengaku masih mencari tahu lokasi dibuatnya video tersebut.

"Karena juga enggak tahu TPS-nya yang mana. Petugas di lapangan belum ada laporan," ucap Usman saat dihubungi, Rabu (17/4/2019).

Gakkumdu, kata dia, akan melakukan pengecekan ke lokasi untuk mencari tahu kebenaran video tersebut.

"Hingga saat ini kami masih investigasi. Belum bisa diketahui kebenarannya," ucap Usman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com