Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati Jayapura Minta Bawaslu Investigasi Masalah Keterlambatan Logistik

Kompas.com - 17/04/2019, 10:56 WIB
Dhias Suwandi,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com - Bupati Jayapura Mathias Awaitouw meminta Bawaslu melakukan investigasi atas masalah keterlambatan penyaluran logistik ke TPS-TPS.

Logistik Pemilu di Kabupatem Jayapura, sebagian besar baru tiba di TPS pada siang hari.

"Ini masalah pada pagi saja, droping logistiknya. Tidak tahu masalahnya dimana, saya harap Bawaslu memeriksa ini," ujar Awitouw di TPS 043 Kelurahan Hinekombe, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Rabu (17/04/2019).

KPU, tegas Awaitouw, harus segera membuat keputusan untuk mengatasi masalah keterlambatan logistik.

Baca juga: Gubernur Papua Kecewa, Mau Nyoblos Logistik Pemilu Belum Ada

Ia menekankan setiap masyarakat yang memiliki hak suara harus bisa menyalurkan keputusan politiknya di setiap TPS yang ada.

"Ini kewenangan penyelenggara, mereka harus serius bahwa pemilih ini harus dihargai. Ini kesalahan penyelenggara, pemilih sudah datang sesuai undangan, karena itu KPU harus bisa ambil keputusan bahwa ini bisa dilanjutkan, tidak mesti selesai jam 1 siang, bila perlu sampai besok, yang penting semua pemilih terakomodir," katanya.

Awaitouw mengaku bila hingga kini ia belum mendapat informasi mengenai penyebab yang membuat distribusi logistik ke TPS terlambat.

Baca juga: Distribusi Logistik Pemilu di 4 Kabupaten di Papua Belum Rampung karena Terkendala Cuaca

"Belum ada laporan, tapi tadi sampai tadi malam, dari tim pengamanan dari Polri diinformasikan bahwa semua berjalan sesuai rencana," kata dia.

Di TPS tersebut, logistik Pemilu baru tiba pada pukul 11.17 WIT, dan itupun dari petugas kepolisian harua menjemput logistik ke Pasar Lama, Distrik Sentani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com