Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Bima Arya Berani Dukung Jokowi Meski Beda Pilihan dengan PAN

Kompas.com - 13/04/2019, 21:11 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Bima Arya Sugiarto menyatakan dukungannya terhadap capres dan cawapres nomor urut 01 Joko Widodo dan Ma'ruf Amin meski berbeda pilihan dengan pasangan calon yang diusung partainya, yaitu Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Bima mengungkapkan alasannya sehingga berani mendeklarasikan pilihan politiknya itu.

Menurut Bima, Jokowi merupakan sosok yang jujur serta satu arah antara kata dan perbuatan. Jokowi, lanjut dia, pantas dijadikan sebagai panutan atau role model bagi seluruh kepala daerah.

Baca juga: Terang-terangan Dukung Jokowi, Bima Arya Siap Dipecat PAN

Bima mengaku, banyak belajar dari Jokowi untuk menjadi seorang pemimpin. Oleh karena itu, lanjut dia, tidak ada kata lain selain mendukung Jokowi.

"Saya belajar menjadi kepala daerah pertama kali kepada Pak Jokowi. Itu tahun 2012, saat saya maju di Kota Bogor menjadi wali kota," ungkap Bima, Sabtu (13/4/2019).

Bagi Bima, meski dukungannya kepada Jokowi bertolak belakang dengan sikap partainya, dia tetap ikhtiar dengan keputusannya itu.

Bima menuturkan, siap menerima segala konsekuensinya, termasuk sanksi pemecatan sebai kader partai berlambang matahari putih itu.

"Insya Allah saya siap dengan segala resikonya," katanya.

Baca juga: AHY: Pemilu 2019 Tak Menguntungkan untuk Partai Demokrat

Dia mengungkapkan, seharusnya PAN berada di barisan gerbong partai pengusung mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Sebab, lanjut Bima, PAN adalah partai yang lahir dari rahim reformasi dengan platform nasionalis dan pluralis. Menurut dia, PAN adalah partai tengah yang menjunjung tinggi keberagaman.

"Bicara soal platform partai, semestinya PAN menjatuhkan pilihan kepada Jokowi, bukan yang lain. Pak Ketum sudah tahu soal pilihan saya ini," ungkapnya.

Bima mengatakan, tidak pernah sedikit pun memiliki niat untuk keluar dari PAN. Sebagai salah satu orang yang ikut membesarkan nama PAN, Bima beranggapan pilihannya itu sesuai dengan warna partainya.

Baca juga: Kampanye Jokowi-Maruf Via Baliho, Caleg Demokrat Ini Siap Dipecat

Oleh karena itu, dia memutuskan untuk menyampaikan secara terbuka soal pilihan politiknya pasca-lepas jabatan sebagai Wali Kota Bogor yang habis pada 7 April 2019.

"Hari ini, saya adalah warga biasa bukan kepala daerah. Hari ini saya seorang kader partai yang memilih dengan segala resikonya untuk berbeda dengan garis partai. Saya meyakini PAN adalah partai tengah yaitu partai yang menjunjung tinggi keberagaman," tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com