Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cari Pelaku Pencoblosan Surat Suara di Malaysia, Sandiaga Nilai Teknologi Aparat Sudah Canggih

Kompas.com - 12/04/2019, 14:32 WIB
Aji YK Putra,
Candra Setia Budi

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com- Pihak kepolisian Indonesia dinilai calon wakil Presiden (Capres) nomor urut 02 Sandiaga Uno, bisa mengusut tuntas dan mencari pelaku pencoblosan surat suara yang terjadi di Malaysia, lantaran saat ini telah memiliki teknologi canggih.

Menurut Sandi, kasus pencoblosan surat suara sebelum waktunya tersebut sangat disayangkan karena sudah menciderai sistem demokrasi yang ada di Indonesia.

"Sekali lagi, kami sangat menyayangkan ya, dan ini sangat menciderai proses demokrasi. Kami betul-betul berharap dan ini jangan sampai tidak terjadi (proses hukum). Kan ini sangat mudah dengan teknologi (polisi) untuk mencari siapa yang melakukannya, dan dihukum seadil-adilnya," kata Sandi usai menghadiri kampanye di Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (12/4/2019).

Baca juga: Di Palembang, Sandiaga Ditarik Emak-Emak dan Diberi Kantong Berisi Uang

Selain itu, Sandi juga mempersilakan untuk mencari bukti terkait tudigan rivalnya jika pencoblosan surat suara itu sengaja dilakukan oleh kubu Capres 02 untuk menjatuhkan Capres 01.

"Silahkan dibuktikan, jadi ini misalnya adalah bentuk dari pada yang apapun hasilnya, ya aparat kan sudah memiliki kemampuan untuk mengusutnya secara tuntas, harus diusut secara tuntas,"ujarnya.

Baca juga: Kala Sandiaga Sebut e-KTP sebagai Kartu Super Sakti

Namun, ketika ditanya apakah temuan itu dilakukan oleh timnya, Sandi mengaku. Jika siapa pun yang menemukan kasus pencoblosan surat suara di Malaysia tersebut, merupakan orang yang ingin mengawal proses demokrasi.

"Saya melihat bahwa siapa pun yang menemukan itu, bahwa ingin mengawal proses demokrasi. Jadi, baik itu dari pihak independen dari pihak kami (yang menemukan), atau pihak mana pun juga harus kita yakini menciderai demokrasi, hukum harus ditegakkan seadil-adilnya, jangan tajam ke oposisi tapi tumpul ke penguasa," ujarnya.

"Ini yang harus dipastikan bahwa apa yang sudah terjadi betul-betul tidak bisa diterima masyarakat, masyarakat bisa marah karena ini menciderai demokrasi kita," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com