Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Pengamat soal Persaingan Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandiaga di Jateng

Kompas.com - 11/04/2019, 14:55 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Khairina

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com - Pengamat politik Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Teguh Yuwono, melihat peluang kemenangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf lebih besar dibanding nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga pada pemilihan presiden (Pilpres) 2019.

Pasangan tersebut diuntungkan karena posisinya sebagai petahana. 

"Kalau melihat peluang aspek kemenangan 01 atau 02, sebetulnya berimbang. Hanya saja incumbent punya peluang besar menang, karena posisinya sudah menguat sejak awal pertarungan," papar Teguh, kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Rabu (10/4/2019).

Baca juga: Jokowi Targetkan Raih Lebih dari 50 Persen Suara di Sukabumi

Akan tetapi, Teguh melanjutkan, manuver yang dilakukan Prabowo-Sandi mendekati pencoblosan ini dinilai serius sehingga pertarungan keduanya lebih menarik. 

Di Jawa Tengah, pasangan Jokowi-Ma'ruf masih berpeluang besar menang mengingat wilayah ini masih didominasi oleh PDI-Perjuangan (PDIP). Hanya beberapa daerah saja yang dikuasai partai oposisi.

"Jawa Tengah kantong PDIP, 60-70 persen dikuasai oleh partai ini. Saya kira jalur lain cuma sedikit, cukup kuat seperti Gerindra dan PKS. Tapi Jawa Tengah hampir pasti dimenangkan  01," tandas Teguh.

Ketua Program Magister Ilmu Politik FISIP Undip ini juga mengingatkan adanya pemilih-pemilih swing (ragu) soal calon presiden sehingga perlawanan Jokowi-Ma'ruf lebih berat.

"Saya kira pemilih Partai Demokrat adalah pemilih yang swing soal presiden. Nampaknya partai lebih mencari aman agar bisa melewati batas ambang minimal," ujarnya.

Baca juga: Tak Muluk-Muluk, Target Kemenangan Prabowo-Sandiaga di Jateng 50 Persen+1

Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga memiliki gerakan perlawanan yang tidak bisa dianggap remeh sepanjang kampanye Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 ini.

Pasangan calon (paslon) yang diusung Partai Gerindra dan PKS itu dikelilingi pendukung dan simpatisan militan.

Perlawanan Paslon 02

Menurut pengamat politik dari Universitas Tidar (Untidar) Kota Magelang, Jawa Tengah, Eny Boedy Orbawati, secara umum mengalahkan paslon  nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf sebagai petahana memang tidak mudah dan Prabowo-Sandiaga menunjukkan perlawanan yang luar biasa.

"Melawan petahana itu tidak mudah, butuh perjuangan, tapi saya lihat perlawanan 02 luar biasa, jangan dianggap remeh. Mereka punya massa pendukung dan simpatisan yang militan," jelas Eny saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Rabu (10/4/2019) malam.

Baca juga: Jokowi Berpengalaman, TKN Yakin Tak Ada Hambatan Bahas Ekonomi di Debat Terakhir

Militanisme pendukung dan simpatisan Prabowo-Sandi bisa dilihat ketika mereka menggelar kampanye terbuka di sejumlah daerah.

Pendukung pasangan, terutama dari PKS dan Gerindra, rela berbondong-bondong datang bahkan ada yang spontan memberikan donasi uang untuk membiayai kampanye. 

"Mereka taat dengan komando pimpinannya walau cuma lewat medsos saja. Mereka tidak keberatan. Bisa dilihat saat Prabowo-Sandi kampanye terbuka di GBK Jakarta beberapa waktu lalu," paparnya.

Meskipun tidak bisa dipungkiri bahwa petahana memiliki kekuatan yang tidak dimiliki Prabowo-Sandiaga.

Jokowi-Ma'ruf, kata Eny, juga diuntungkan dengan kebijakan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang memperbolehkan petahana tidak mengajukan cuti saat berkampanye. Ini berbeda dengan kebijakan pada pemilu tahun-tahun sebelumnya.

"Sehingga dengan kebijakan ini petahana semakin kuat. Di samping kekuatan lain yang telah dimiliki," ujar mantan Ketua KPU Kota Magelang itu. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com