Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca-perusakan Nisan, 300 Warga Sleman dari Berbagai Latar Belakang Bersama Bersihkan Makam

Kompas.com - 10/04/2019, 20:37 WIB
Wijaya Kusuma,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 300 masyarakat dari berbagai latar belakang dan agama, perangkat pemerintahan, anggota TNI/Polri, serta ahli waris, membersihkan kompleks Pemakaman RS Bethesda yang berada di Jalan Affandi, Mrican, Desa Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Rabu (10/4/2019).

Camat Depok Abu Bakar menyampaikan, kegiatan bersih-bersih makam dilakukan secara sukarela bersama-sama dengan ahli waris sebagai simbol kebersamaan pasca-perusakan nisan beberapa waktu lalu.

"Hari ini kita semua bersama-sama membersihkan kompleks makam ini," ujar Abu Bakar saat ditemui di lokasi, Rabu (10/4/2019)

Baca juga: Fakta Perusakan Nisan di Sleman Yogyakarta, Gembok Pintu Dirusak hingga Nisan Istri Pahlawan Revolusi Hangus

Abu mengatakan, pembersihan makam secara bersama-sama ini ingin memperlihatkan bahwa toleransi dan kepedulian kepada sesama tanpa membedakan agama dan golongan masih terjaga baik di Kecamatan Depok dan Yogyakarta.

Aksi perusakan makam lanjutnya merupakan tindakan yang tidak bisa dibenarkan.

Abu mengajak agar seluruh masyarakat bersama-sama menjaga keamanan, kerukunan, ketentraman dan kedamaian. Selain itu, ia meminta pengelola makam untuk meningkatkan keamanan di kompleks makam.

"Kita tidak ingin peristiwa terjadi kembali, apalagi masa pemilu apapun bisa digesek dan dibenturkan dengan lain-lain," ujarnya.

Baca juga: Nisan Kayu Istri Pahlawan Revolusi di Pemakaman Sleman Turut Dirusak

Abu Bakar mendapat informasi pelaku perusakan makam merupakan gelandangan yang biasa tidur di kompleks Pemakaman RS Bethesda.

Mayor Jenderal TNI (Purn) Turmarhaban Rajagukguk yang merupakan menantu pahlawan revolusi Kolonel Anumerta Sugiyono, mengaku kaget nisan kayu di makam mertuanya itu juga turut dirusak.

"Itu suatu musibah, tetapi kita ambil sisi positifnya, Kita percaya Tuhan, mungkin ada jalan terbaik di balik semua peristiwa ini," ujarnya.

Menurutnya, pemerintah telah memberikan perhatian yang besar dengan adanya kegiatan bersih-bersih bersama ini. Ia pun menyampaikan ucapan terima kasih kepada pemerintah, aparat dan seluruh elemen masyarakat yang telah sukarela turut bersama-sama membersihkan kompleks makam.

"Saya kira tidak perlu berlarut-larut, kita berpikiran yang positif saja. Yogya itu sangat toleran, Yogya harus tetap baik dan kondusif," ungkapnya.

Sekretaris FKUB Kabupaten Sleman Bernadus Wibowo menyampaikan rasa prihatin atas kejadian perusakan makam beberapa hari lalu.

Kejadian beberapa itu menjadi refleksi untuk meningkatkan rasa toleransi, kebersamaan dan kerukunan.

"Kegiatan ini membuktikan umat beragama mengecam terhadap tindakan yang tidak terpuji (perusakan nisan kayu)," urainya.

Bernadus mengatakan, pada dasarnya masyarakat Yogyakarta dan Indonesia adalah masyarakat yang rukun. Terbukti berbagai masyarakat dengan berbagai latar belakang agama ikut dalam kegiatan bersih-bersih.

Tak hanya membersihkan makam, ahli waris bersama masyarakat juga memasang kembali nisan baru penganti nisan kayu yang sempat dibakar beberapa hari lalu. Pemasangan nisan kayu ini diawali dari makam Soepriyati Soegiyono istri Pahlawan Revolusi, Kolonel Anumerta Sugiyono.

Diberitakan sebelumnya, nisan kayu di Pemakaman RS Bethesda, Jalan Affandi, Mrican, Desa Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman ditemukan dalam keadaan hangus, Sabtu (6/4/2019). Ada beberapa nisan yang dicabut dari tempatnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com