Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jurnalis Asing Peliput Pemilu 2019 Akan Diawasi

Kompas.com - 09/04/2019, 18:03 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Rachmawati

Tim Redaksi


MAGELANG, KOMPAS.com - Kementerian Hukum dan HAM akan melakukan pengawasan terhadap warga negara asing (WNA), khususnya para jurnalis asing yang bertugas meliput perhelatan Pemilu 17 April 2019 mendatang.

Hal tersebut dijelaskan Kepala Divisi Keimigrasian Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Tengah, Ramli HS.

Ramli menjelaskan, pengawasan dilakukan untuk mengantisipasi hal-hal yang mengganggu kondusifitas Pemilu 2019 akibat kerja jurnalis yang mungkin dianggap tidak sesuai ketentuan yang ada.

"Yang harus diantisipasi adalah WNA atau yang melakukan peliputan (jurnalis). Nanti kita bersama-sama petugas imigrasi melakukan pemeriksaan terhadap yang bersangkutan. Sejauh mana legalitas keberadaan dan kegiatannya," kata Ramli usai Rapat dan Pengukuhan Tim Pengawasan Orang Asing (Pora) Tingkat Kabupaten dan Kecamatan se-Kabupaten Magelang 2019, Selasa (9/4/2019).

Baca juga: Banyak Kekerasan terhadap Pers, AJI Bentuk Komite Keselamatan Jurnalis

Ramli menyebutkan, beberapa hal yang akan diawasi antara lain terkait perizinan serta kerja mereka. Pihaknya khawati para jurnalis itu tidak sekadar meliput, akan tetapi justru melakukan hal-hal yang tidak bertanggung jawab, misalnya aksi provokasi.

"Kalau sekadar melakukan peliputan seperti teman-teman ini (wartawan), saya rasa nggak ada masalah. Kalau peliputan ada muatan tertentu, bahkan melakukan provokasi. Nah ini yang harus diantisipasi," katanya.

Pihaknya memastikan tidak akan segan-segan menindak jika ada jurnalis asing maupun WN yang terbukti melakukannya. Hal itu dilakukan supaya pesta demokrasi berjalan lancar, tetap tenang dan kondusif.

"Penindakannya nanti petugas Imigrasi akan melakukan pemeriksaan secara detail, substansi hukum mana yang akan dilanggar," tegasnya.

Baca juga: Gabungan Lembaga Pers Bentuk Komite Keselamatan Jurnalis

Selain jurnalis asing, pengawasan juga ditujukan kepada keberadaan imigran ilegal. Dia menyebutkan di Jawa Tengah tercatat ada 110 orang imigran yang kini telah diamankan di Wisma Comunity Hall Jawa Tengah. Para imigran sebagian besar berasal dari Afghanistan, Somalia dan lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com