Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Sakit Bebaskan Biaya Perawatan Bayinya, Ibu Ini Tidak Jadi Jual Ginjal

Kompas.com - 09/04/2019, 13:08 WIB
M Agus Fauzul Hakim,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KEDIRI, KOMPAS.com — Rafika Dewi (25), seorang warga Tulungagung, Jawa Timur, sempat berniat menjual ginjalnya untuk biaya pengobatan bayinya yang tengah dirawat di rumah sakit akibat infeksi tali pusar.

Rencananya tersebut banyak mendapat respons publik. Namun, rencana itu akhirnya urung dilakukan.

Pasalnya, kondisi kesehatan bayinya yang berusia 48 hari itu sudah membaik dan pihak rumah sakit kemudian menggratiskan biaya pengobatan bayinya.

"Saya enggak jadi melakukannya (jual ginjal). Alhamdulillah sudah ada jalan lain dari Allah dan bersyukur semua masalah selesai," ujar Rafika dalam percakapan melalui telepon dengan Kompas.com, Senin (8/4/2019).

Baca juga: Kisah Ibu di Tulungagung Nyaris Jual Ginjal demi Pengobatan Bayinya

Rafika mengucapkan rasa terima kasih kepada semua kalangan yang telah membantunya, terutama kepada pihak rumah sakit atas kebijakan membebaskan semua biaya pengobatan dan perawatan anaknya itu.

Kondisi ini membuatnya mengambil suatu pembelajaran hidup yang cukup berharga. Dia bertekad untuk bekerja keras dan halal agar ekonominya membaik sehingga tidak berada dalam situasi yang sama.

Sebelumnya diberitakan, Rafika Dewi berniat mengutarakan niatnya menjual ginjal melalui akun Facebook pribadinya, @fikasogadweariyanto. 

Postingan itu kemudian ramai menjadi pembahasan di sebuah grup Facebook di Tulungagung. Pro dan kontra terjadi.

Baca juga: Ibu yang Jual Ginjal demi Ponsel Sang Anak Berprofesi Guru Les

Tidak lama kemudian, postingan itu, baik yang ada di grup maupun akun Facebook pribadi Rafika, sudah hilang. Rafika sendiri yang menghapusnya.

Rafika mengaku niatannya menjual ginjal karena rasa frustrasi atas kondisinya saat itu. Dia merasa khawatir dan takut dengan biaya yang akan ditanggungnya atas perawatan anaknya.

Rasa khawatirnya itu dipicu oleh kondisi keuangan keluarganya yang minim, bahkan tidak ada pemasukan keuangan sama sekali.

Budi Ariyanto, suaminya yang biasanya bekerja serabutan, saat itu juga sedang menganggur.

Keputusannya membuat status menjual ginjal di Facebook itu menurutnya adalah hal yang datang tiba-tiba tanpa pertimbangan panjang, bahkan dia juga tidak mengetahui seluk-beluk atau mekanisme donor organ tubuh.

Baca juga: Seorang Ibu di Surabaya Jual Ginjal demi Beli Ponsel untuk Sang Anak

Pasien tidak mampu

Kepala seksi Informasi dan pemasaran RSUD dr Iskak Tulungagung Mochammad Rifai mengatakan, ada komitmen rumah sakit berupa bantuan bagi pasien miskin sebagai bagian dari pelayanan sosial.

Bantuan tersebut menurutnya dapat diakses dengan beberapa syarat. Warga ber-KTP Tulungagung, misalnya, cukup hanya menunjukkan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM).

Begitu juga bagi pasien tidak mampu dari luar daerah, tetap ada bantuan. Syaratnya, lolos verifikasi yang menyatakan pasien tersebut betul-betul tidak mampu.

Kriteria yang terakhir itu yang terjadi pada kasus ibu jual ginjal tersebut sehingga pihaknya mengambil kebijakan pembebasan biaya perawatan maupun pengobatannya.

"Pembiayaannya sebenarnya tidak banyak. Sekitar Rp 2 juta sekian. Kami gratiskan," ujarnya saat dikonfirmasi. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com