Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Anggota Panwaslu dan Tentara Dikeroyok Peserta Kampanye hingga Luka Serius

Kompas.com - 08/04/2019, 12:58 WIB
Dani Julius Zebua,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com - Tiga warga mengalami luka serius akibat aksi pengeroyokan yang dilakukan sekelompok warga yang baru saja pulang dari mengikuti kampanye akbar Pasangan Calon Presiden-Wakil Presiden Nomor Urut 01 di Kota Wates, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Minggu (7/4/2019) sore.  

Para korban yakni seorang anggota Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) untuk Desa Sentolo bernama Janarta (46). Dia mengalami robek pada ubun-ubun, sementara punggung hingga pinggang mengalami memar.

Korban lain yakni Setyo Budi Haryanto, seorang tentara berpangkat Serka. Dia kebetulan baru pulang ke rumah saat menjadi korban penganiayaan. Dia mengalami luka robek pada ubun-ubun, memar di tangan, punggung dan di kaki.

Baca juga: Ricuh Peserta Kampanye di Yogya, Polisi Siap Tindaklanjuti Laporan

Satu korban lainnya yakni pemuda dusun setempat bernama Dwi alias Gareng (25). Pemuda ini juga mengalami memar akibat dipukul bambu.

"Tiga orang yang luka, selain saya ada juga seorang (warga pekerjaan) anggota TNI," kata Janarta saat ditemui di rumahnya, Senin (8/4/2019).

Kelompok massa memenuhi jalan provinsi dari Wates menuju Yogyakarta, Minggu sore. Mereka baru saja pulang dari mengikuti kampanye akbar di alun-alun Wates untuk Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Nomor Urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Tak lama, terjadi kemacetan di sekitaran Dusun Malangan dan Jembatan Bantar, perbatasan Kulon Progo dengan Kabupaten Bantul.

Baca juga: Di Yogya, Peserta Kampanye Sempat Ricuh, Kaca Mobil Pecah Kena Batu

 

Pukul 17.00 WIB, Janarta memperoleh kabar kalau kemacetan terjadi akibat keributan pada sebuah rumah milik warga sebelum masuk Jembatan Bantar.

Janarta segera ke sana. Tanda pengenal anggota Bawaslu terpasang di badannya saat itu.

"Saya tiba dan melihat kalau Gareng dipukuli pakai bambu. Dia hampir dipukul pakai kayu besar. Saya teriak saya netral, saya Panwas, tidak boleh anarkis, harus kondusif," kata Janarta mencoba melerai.

Massa tak bisa ditenangkan dan tak lama kemudian menjadi semakin beringas. Batu beterbangan ke arah rumah milik Sukarjo, Sujono, dan Setyo Budi.

Janarta pun terkena pukulan pada pinggang, punggung dan kepala. Ia segera keluar dari keberingasan massa, langsung menuju ke rumah sakit terdekat.

Baca juga: Ini Alasan AHY Tak Hadiri Kampanye Akbar Prabowo-Sandi di GBK

Ia bertemu dengan Setyo Budi di rumah sakit dengan luka lebih serius. Keduanya langsung mendapat perawatan singkat. Usai perawatan itu keduanya bisa kembali ke rumah.

"Saya dibantu dan diselamatkan istri saya," kata Setyo Budi saat menceritakan bagaimana istrinya juga turut terkena aniaya karena upaya menyelamatkan dirinya. Ia tunjukkan luka-luka di sekujur badannya.

Pelaku diduga peserta kampanye akbar

Kepala Kepolisian Resor Kulon Progo Ajun Komisaris Besar Polisi Anggara Nasution menduga kuat pelaku aksi kekerasan ini dilakukan kelompok warga yang baru saja ikut kampanye akbar di Wates. 

Polisi segera melakukan olah tempat kejadian perkara. Dari olah kejadian itu, didapati tidak hanya terdapat korban aniaya. Beberapa rumah rusak, mobil dan motor juga rusak.

Polisi pun juga sudah menerima laporan dua korban aniaya ini. Pihaknya memastikan akan mencari pelaku perusakan maupun penganiayaan itu.

"Kami masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap pelaku," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com