Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkominfo: Hoaks Meningkat Jelang Pemilu, Paling Banyak Serang Jokowi

Kompas.com - 08/04/2019, 07:47 WIB
Dani Julius Zebua,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan bahwa jumlah kabar bohong atau hoaks meningkat 18 kali lipat menjelang Pemilu 2019 yang akan dihelat 17 April 2019 mendatang sejak dipantau pada Agustus 2018.

Setelah identifikasi hingga validasi lagi hingga akhir tahun, Kominfo memastikan ada 75 hoaks tersebar atau naik 3 kali lipat hingga Desember 2018.

Setelah melalui proses identifikasi, verifikasi dan validasi, pada Agustus 2018, hoaks terhitung 25 kasus. Jumlahnya lalu naik tiga kali lipat menjadi 75 kasus pada Desember 2018.

Pada Januari 2019, jumlahnya lalu meningkat lagi menjadi 175 kasus dan terus meningkat menjadi 353 kasus pada Februari 2019. Terakhir, pada Maret 2019, ditemukan ada 453 kasus.

Baca juga: Hoaks dan Fitnah, Jokowi: Tolong Diluruskan, Dilawan!

Kabar bohong terbanyak mengangkat isu seputar politik, pemilihan umum 2019, hingga pencalonan presiden dan wakil presiden. Tidak sekadar mengumbar kabar bohong, tetapi juga menebar fitnah, bahkan mengadu domba. 

Dua pasangan capres-cawapres yang sedang "bertarung" sekarang juga tidak sepi dari serangan hoaks. Kedua kubu pernah diterpa hoaks itu, baik menyerang kubu pasangan capres dan cawapres nomor urut 01, Jokowi-Ma'ruf, maupun 02, Prabowo-Sandiaga. 

"Paling banyak (menyerang) kubu 01," kata Rudi seusai menjadi juru kampanye pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin yang berlangsung di alun-alun Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (7/4/2019).

Menurut Rudi, pertumbuhan hoaks utamanya menyebar di media sosial. 

"Hoaks ini sudah sangat memprihatinkan," katanya.

Baca juga: Saat Kampanye, Rudiantara Sebut Ada yang Ancam Keistimewaan Yogyakarta

Kemenkominfo, lanjut Rudi, terus melakukan langkah mengidentifikasi banyaknya kabar bohong yang terus beredar. Mereka kemudian memverifikasi dan memvalidasi kabar bohong itu. 

Menurut Rudiantara, hoaks sudah merusak suasana pesta demokrasi di Pemilu kali ini. Menurutnya, semua pihak harus ikut bertanggung jawab untuk menanggulanginya. 

"Kita memasuki yang namanya pesta politik. Pernah tidak kalau ke pesta orangnya ngajak berantem. Tidak ada. Kalau menganggap ini pesta politik maka berlakulah seperti menyongsong pesta, bergembira, silaturahmi, dan sebagainya. Bahwa pilihan, sebagai menteri, saya berharap janganlah menyebar hoaks," kata Rudiantara.

Menkominfo memastikan bahwa pemerintah serius dan terus bekerja untuk menanggulangi penyebaran hoaks ini.  Kementerian bekerja sama dengan kepolisian untuk menindak dan mengejar pelaku hoaks di mana pun berada karena rekam jejak digital pasti teridentifikasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com