Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ngaji Kebangsaan, Mahfud MD Singgung Fenomena Golput dan Khilafah Jelang Pemilu 2019

Kompas.com - 08/04/2019, 07:12 WIB
Ghinan Salman,
Khairina

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD menyinggung fenomena golput yang terus digaungkan beberapa kelompok menjelang Pemilu 2019.

Hal itu ia katakan saat mengisi kajian "Ngaji Kebangsaan" di hadapan puluhan ribu slankers yang datang memadati Lapangan Kodam V Brawijaya, Surabaya, Sabtu (7/4/2019) malam.

Menurut Mahfud, warga negara yang memilih golput biasanya berpikir rasional dan memiliki pilihan dan menginginkan pemimpin yang baik. 

Baca juga: Bawakan 12 Lagu, Ini Pesan Slank saat Konser Ngaji Kebangsaan di Surabaya

Namun, apabila mereka tidak memilih, justru nanti yang akan terpilih adalah calon pemimpin yang lebih buruk.

Ia pun meminta kepada masyarakat supaya tidak golput dan menggunakan hak suaranya untuk memilih pada hari pemungutan suara 17 April 2019 nanti.

"Oleh sebab itu pilihlah yang tersedia, karena begitulah sejatinya demokrasi itu. Jangan sampai golput," kata Mahfud.


Demokrasi Indonesia

Dalam kesempatan itu, Mahfud MD juga bercerita bagaimana sistem demokrasi jadi pedoman dalam bernegara di Indonesia.

Ia menyebut, sistem demokrasi di Indonesia dibahas dan didiskusikan oleh para pendiri negeri, termasuk Soekarno, usai Indonesia memproklamasikan kemerdekaan, yakni 74 tahun lalu atau 17 Agustus 1945.

Saat itu, ungkap Mahfud, para pendiri bangsa ada yang menginginkan demokrasi, ada yang menginginkan sistem kerajaan, dan sistem lain.

Baca juga: Ini Tiga Hal Istimewa di Konser Ngaji Kebangsaan bersama Slank

Setelah berdebat panjang, akhirnya 55 orang memilih demokrasi, enam orang memilih sistem kerjaan dan 1 orang lainnya menyatakan abstain.

"Sebab Indonesia ini disepakati dalam bentuk demokrasi, karena negara ini paling plural, beragam, sehingga agamanya beda-beda, sukunya ratusan dan bahasanya ratusan dan banyak berbagai ikatan primordial lain," ujar Mahfud.

Mahfud juga menegaskan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sudah merupakan kesepakatan final sebagai komponen bangsa yang tak boleh diotak-atik lagi.

"NKRI ini sudah cocok, karena sistem bernegara itu merupakan produk ijtihad yang sudah disepakati dan Pancasila paling cocok dengan bangsa ini," kata dia.

Khilafah

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com