Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Arahkan Dukungan Capres, Kapolsek di Pamekasan Sudah Diperiksa

Kompas.com - 05/04/2019, 15:36 WIB
Taufiqurrahman,
Khairina

Tim Redaksi

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Kepala Polsek Kota Pamekasan, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, Ajun Komisaris Polisi Puryanto sudah diperiksa pengamanan internal (Paminal) Polres Pamekasan terkait dengan beredarnya potongan video ceramah Puryanto. Dalam ceramah itu, ia diduga memberikan arahan kepada warga untuk memilih salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden.

Potongan video tersebut direkam oleh seseorang saat melakukan sosialisasi di salah satu kantor desa, di Kecamatan Kota Pamekasan beberapa waktu lalu.

Kapolres Pamekasan AKBP Teguh Wibowo saat ditemui Kompas.com di ruang kerjanya, Jumat (5/4/2019) menjelaskan, setelah dilakukan pemeriksaan Paminal, ditemukan keterangan bahwa video yang beredar itu tidak utuh.

Baca juga: Dugaan Penipuan Bos Maspion oleh Eks Wagub Bali, Polisi Tetapkan 4 Tersangka

 

Potongan video itu kemudian disebarkan dan menimbulkan asumsi yang tidak utuh pula.

Padahal, dalam kegiatan tersebut, Kapolsek sedang sosialisasi bahaya khilafah dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

"Semangatnya Kapolsek mensosialisasikan bahaya khilafah dan HTI. Namun karena situasinya tidak tepat dan bersamaan dengan momentum politik, kemudian muncul asumsi lain. Video tidak utuh dan terjadi penggalan," ujar Teguh Wibowo.

Teguh menambahkan, seiring dengan menyebarnya video tersebut, Kapolsek Kota Pamekasan langsung diperiksa.

Dalam video dan isi sosialisasi, tidak ada sebutan untuk mengarahkan dukungan kepada salah satu paslon.

"Kepada masyarakat, kami mengajak agar jangan mudah terprovokasi dengan informasi yang tidak utuh. Saya mengajak dalam berbagai kesempatan, untuk menciptakan suasana kondusif, aman dan damai, serta tertib menjelang Pemilu," ungkap Teguh.

Dalam video berdurasi 2 menit 12 detik itu, Puryanto menjelaskan sebagai berikut,

Si A programnya baik, kurang begitu baik. Kemudian kita harus bisa melihat di antara paslon itu kan ada pendukungnya. Pendukung sudah jelas. Ada kiainya pendukungnya. Ada kiai NU, ada kiai lain, saya tidak tahu. Saya yang tahu kiai NU.

Kalau kiai seperti siapa itu, Habib Rizieq itu, Islam golongannya apa saya tidak tahu. Kan begitu. Jadi intinya kita harus cerdas

Baca juga: Polisi Tangkap 4 Penambang Emas Liar di Gunung Botak

Di menit ke-105, rekaman Puryanto berisi tentang dukungan terhadap Paslon dari kelompok pendukung penegak khilafah. Berikut isinya,

Ini rupanya ada salah satu paslon, pendukung paslon ini menghendaki NKRI bubar. paslon nomor berapa? Saya tidak tahu, sampean tahu sendiri. Kalau saya mengatakan di sini, dikira saya kampanye. Keliru saya. Keliru. Tidak berani saya.

Yang pasti, salah satu paslon disusupi oleh kelompok yang menghendaki khilafah di Indonesia didirikan. Kalau sudah seperti itu, otomatis Pancasila tidak ada. Padahal negara kita ini, dibangun melalui berbagai macam suku bangsa dan agama, kebudayaan. Kan begitu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com