Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menpar Arief: Kalau Pakai Cara Lama, Danau Toba Dalam 5 Tahun Belum Tentu Terbangun...

Kompas.com - 05/04/2019, 10:22 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Hujan menyambut kedatangan Menteri Pariwisata Arief Yahya di The Kaldera - Toba Nomadic Escape di Desa Sibisa Pardamaian, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara pada Kamis (4/4/2019) jelang petang.

Memakan lahan seluas dua hektar, The Kaldera akan menjadi destinasi baru di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba. Sementara Toba Caldera Resort akan berdiri di atas lahan seluas 386,7 hektar.

"Harusnya ada dua peresmian, yang ini (The Kaldera) saya yang resmikan. Sedangkan Toba Caldera Resort, Pak Luhut. Tapi karena Pak Luhut gak hadir, nama Toba Caldera Resort belum diresmikan. Harus hadir beliau..." kata Arief.

The Kaldera dibangun dengan konsep nomadic tourism, artinya bisa berpindah-pindah. Kenapa? Karena kalau membangun destinasi pariwisata yang tetap akan memakan waktu lama.

Baca juga: HIndari Longsoran Batu, Mobil Escudo Terjun ke Danau Toba

Dia mencontohkan, pembangunan destinasi wisata Nusa Dua, Bali yang butuh waktu 25 tahun untuk menjadikannya wisata internasional seperti saat ini. Kalau cara yang sama dilakukan di Danau Toba, Arief meragukannya.

"Lima tahun saya garansi, tidak akan ada pembangunan di sini. Saya jadi menteri sudah hampir lima tahun, jadi kalau saya ikuti cara lama, enggak akan pernah ada. Akhirnya kita mengambil solusi, dimulai dengan nomadic tourism," ucapnya.

Melalui nomadic tourism, terbukti dalam dua bulan pengerjaan, The Kaldera sudah dapat diluncurkan. Bahkan berbagai amenitas sudah berhasil dibangun seperti kemah, kontainer dan karavan. Destinasi ada tiga kelas, kata Arief, yaitu amenitas, atraksi, dan akses.

Untuk nomadic amenitas contohnya akan dibuat di Danau Toba, di The Kaldera. Untuk nomadic atraksi akan dikelola Badan Otorita Borobudur, nomadic akses di Labuan Bajo.

Baca juga: Taksi Online Segera Layani Wisatawan Danau Toba

"Catatannya, di The Kaldera ini kita akan fokus dengan nomadic amenitas. Jadi nanti Arie harus berfikir, bagaimana membuat aktrasi di luar The Kaldera. Jadi monggo mau buat di danau, jalan-jalan di sini, dan sebagainya," ujar Arief.

Soal Danau Toba, lanjut dia, kalau ingin menjadikan Danau Toba destinasi utama wisata kelas dunia, mengapa disebut Bali Baru. Maka tidak ada pilihan lain, 3A-nya harus kelas dunia juga.

Apa itu 3A?, yang pertama adalah atraksi. Ada tiga indikator atraksi yaitu budaya, alam, sport tourism, dan ke semuanya menurut Arief belum mendunia.

"Memang, Danau Toba danau vulkanik terbesar di dunia. Tapi terbesar di dunia saja kita tidak bisa klaim bahwa ini adalah danau yang terindah di dunia. Maka ibu Kadispar, saya, kita sekarang sedang fight agar tahun ini Danau Toba mendapat sertifikasi Unesco Global Geopark. Kita akan susah sekali menjualnya, jadi atraksinya harus memiliki sertifikat Unesco itu," katanya menjelaskan.

Baca juga: Danau Toba Dirusak, Warga Toba Samosir dan Simalungun Demo

Untuk akses, dia mengaku tidak ada masalah. Bandara Silangit sudah jadi bandara internasional, harapannya Sibisa juga begitu.

Terakhir tentang amenitas, amenitas yang cepat adalah The Kaldera. Terakhir dia menyebutkan bahwa Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) Arie Prasetyo sudah menandatangani tujuh kerjasama dengan nilai investasi Rp 6 triliun.

"Saya yakini, solusi sementara ini bisa untuk selamanya," pungkasnya.

Sebelum kembali, Arief sempat diulosi tokoh adat Sibisa. Lalu menikmati pemandangan Desa Sipagiton dan Pulau Samosir disamping areal Nomadic Cabin.

Menandatangi prasasti di Kaldera Amphitheater, meninjau Nomadic Bubble Tent dan menyeruput kopi saat Lisa & Leo Organic's Coffee show.

Baca juga: Wifi Disediakan di Danau Toba, Kunjungan Wisatawan Meningkat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com