Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Injak Temuan Situs Purbakala di Tol Pandaan-Malang, Kunjungan Plt Bupati Malang Menuai Kritik

Kompas.com - 04/04/2019, 15:14 WIB
Andi Hartik,
Khairina

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Kunjungan Plt Bupati Malang, Muhamad Sanusi ke area temuan situs purbakala di lokasi proyek Tol Pandaan-Malang menui kritik.

Kunjungan itu dinilai merusak karena menginjak langsung struktur temuan yang berupa batu bata.

Sanusi bersama rombongan mengunjungi situs itu pada Selasa (2/4/2019).

Ketika itu, Sanusi yang ditemani oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Malang, Made Arya Wedhantara mengunjungi temuan situs purbakala dalam kondisi hujan.

Sejarawan dari Universitas Negeri Malang (UM), Dwi Cahyono mengatakan, area temuan situs mestinya steril ketika ekskavasi dihentikan.

Baca juga: Mulai Diteliti, Temuan Situs Purbakala di Tol Pandaan-Malang

Apalagi, penelitian secara arkeologis terhadap temuan situs di Dusun Sekaran, Desa Sekarpuro, Kecamatan Pakis itu masih berlangsung.

"Kami sangat menyayangkan sudah ada pemagaran ternyata masuk juga ke area situs. Ini menjadi problem karena situs terdiri dari tatanan bata yang masih rapuh," katanya melalui sambungan telepon kepada Kompas.com, Kamis (4/4/2019).

"Memang tidak menyebabkan kerusakan yang berat, tapi paling tidak itu tidak memberikan contoh yang baik," jelasnya.

Dwi Cahyono lantas mempertanyakan kewenangan pengamanan terhadap situs itu setelah ekskavasi oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur dihentikan.

Sementara itu, pengamanan area temuan situs setelah ekskavasi dihentikan hanya dilakukan dengan pemagaran melalui bambu dan imbauan melalui tulisan.

Baca juga: Proyek Tol Pandaan-Malang Menggantung, Menunggu Status Temuan Situs Purbakala

Kepala BPCB Jawa Timur, Andi Muhamad Said mengaku sudah menyerahkan pengamanan dan pemeliharaan situs itu kepada Pemerintah Kabupaten Malang.

"Sesuai kesepakatan dalam rapat yang terakhir, tanggung jawab pengamanan dan pemeliharaan situs akan ditangani oleh Pemda setempat," katanya.

Balai Arkeologi Yogyakarta masih akan melakukan penelitian terhadap temuan situs itu.

Sesuai rencana, tim dari Balai Arkeologi Yogyakarta yang terdiri dari arkeolog dan dokumentalis akan memulai penetilian pada minggu depan.

Tim akan terjun ke lokasi temuan untuk melakukan penjajakan. Tim juga akan mengekskavasi temuan itu untuk kepentingan penelitian.

"Mau dijajaki dulu kan, nanti hasil penjajakan akan tahu potensi akademisnya," kata Kepala Balai Arkeologi Yogyakarta Sugeng Riyanto.

Plt Bupati Malang, Sanusi belum merespon konfirmasi terkait kritik terhadap dirinya saat mengunjungi situs.

Perkiraan sementara, situs purbakala yang ditemukan di lokasi proyek Tol Pandaan-Malang seksi 5 kilometer ke-37 Dusun Sekaran, Desa Sekarpuro, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang itu diperkirakan bekas bangunan suci masa Kerajaan Singosari abad ke-13.

Perkiraan itu berdasarkan pada temuan awal yang diperkirakan merupakan bekas paduraksa menghadap ke Puncak Gunung Semeru, batur arca dan altar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com