Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/04/2019, 07:04 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Laiskodat menyebut panas matahari di wilayahnya menjadi berkat luar biasa untuk produksi garam. Panas matahari membuat garam yang diproduksi di NTT memiliki kualitas yang baik. 

Hal itu disampaikan Viktor, saat meninjau langsung tambak garam yang dikelola oleh PT. Timor Livestock Lestari di Desa Nunkurus, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, Rabu (3/4/2019).

"Kalau sinar mataharinya cukup maka kualitas garam yang dihasilkan akan sangat bagus. Sebagai gubernur, saya akan sangat marah, apabila ada masyarakat yang mengeluh karena panas. Panas itu berkat yang luar biasa," ujar Viktor.

Baca juga: Gubernur Viktor Minta Semua Hotel dan Instansi Sediakan Kopi Khas NTT

Sebagai Gubernur lanjut Viktor, dirinya berterima kasih kepada PT Timor Livestock Lestari yang mau berinvestasi di lokasi ini.

Kehadiran perusahaan itu kata Viktor, demi mengangkat harkat dan martabat masyarakat di Desa Nunkurus, dalam pengembangan usaha tambak garam.

"Di saat Indonesia sementara masih mengimpor garam dari luar, NTT terus dan akan terus berusaha menyumbang minimal setengah dari kebutuhan garam nasional. Salah-satunya dari lokasi ini," kata Viktor.

Baca juga: Kapolda NTT Dukung Gubernur Viktor Laiskodat Legalkan Miras

Viktor mengharapkan, wilayah NTT terus dianugerahi sinar matahari yang luar biasa, supaya bisa secepatnya melakukan panen.

"Kalau cuacanya mendukung saya rasa akhir bulan ini kita bisa panen," ucapnya.

Viktor pun mengingatkan masyarakat agar jangan mengeluh kalau panas, karena dari panas itulah bisa dihasilkan kualitas garam yang luar biasa.

Baca juga: Gubernur Viktor Desak Pemerintah Pusat Limpahkan Pengelolaan TN Komodo ke NTT

Sementara itu Direktur PT Timor Livestock Lestari Stenly Jayapranata mengucapkan terima kasih kepada gubernur karena sudah datang melihat lokasi tambak garam miliknya.

Dia sangat senang dengan kebijakan gubernur yakni kerja dulu baru izinnya mengikuti.

"Terus terang, kalau seandainya Gubernur NTT bukan Bapak Viktor maka kami sudah mundur dengan terhormat dari dulu. Karena untuk mengurus surat-surat saja kami sudah kesulitan. Untunglah pak Viktor datang dan tegaskan kepada kami untuk terus bekerja, izinnya nanti menyusul," kata Stenly.

Stenly kemudian sedikit menguraikan kondisi lapangan di lokasi itu.

"Total lahan yang akan digarap seluas 600 hektar. Sedangkan yang sudah digarap dan akan dipanen pada akhir bulan April ini seluas 20 hektar," urainya.

Baca juga: Kunjungi NTT, Fahri Hamzah Sebut Gubernur Viktor Semakin Kurus

Panen garam terbesar

Untuk ke depannya sekitar bulan Oktober 2019, pihaknya akan berusaha bekerja keras, agar dapat melakukan panen raya di lahan seluas 600 hektar yang ada. 

"Kami berharap itu akan menjadi panen garam terbesar di NTT untuk tahun 2019," kata Stenly

Direktur muda ini juga menjelaskan tentang tenaga kerja dan sistem pembayaran terhadap para pekerja.

"Saat ini jumlah pekerja yang ada sekitar 100 orang. Tetapi, jumlah itu akan bertambah pada saat panen nanti. Target kami seluruh masyarakat yang ada di lokasi ini sebagai pemilik lahan akan kita libatkan, bahkan menurut saya itu masih kurang. Karenanya, untuk panen nanti kita juga akan menggunakan alat berat," ujar Stenly. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com