Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Surabaya Tambah Danau Buatan Sebanyak 7 Titik

Kompas.com - 02/04/2019, 17:56 WIB
Ghinan Salman,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan menambah pembangunan bozem atau danau buatan sebagai upaya menghadirkan solusi di setiap permasalahan sudut kota.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan Erna Purnawati mengatakan, tahun ini pihaknya akan membangun sebanyak tujuh bozem.

Dengan penambahan bozem tersebut, Kota Surabaya akan memiliki 72 bozem dengan luas lahan mencapai 147,5 hektare.

Tujuh bozem yang akan dibangun tahun ini, antara lain, Bozem Bundaran PTC (Kelurahan Prada Kali Kendal, Kecamatan Dukuh Pakis), Bozem Kosagra (Kelurahan Medokan Ayu, Kecamatan Rungkut), Bozem Sumberrejo (Kelurahan Sumberrejo, Kecamatan Pakal), Bozem Rejosari (Kelurahan Pakal, Kecamatan Pakal).

Baca juga: Antisipasi Banjir di Surabaya Barat, Risma Bangun Bozem

Di luar itu, Bozem Bandarrejo Sememi (Kelurahan Sememi, Kecamatan Benowo), Bozem Waru Gunung (Kelurahan Warugunung, Kecamatan Karang Pilang), dan Mini Bozem Tambakwedi (Kelurahan Tambakwedi, Kecamatan Kenjeran).

"Yang sudah dikerjakan Bozem Bundaran PTC dan Bozem Bandarrejo Sememi. Yang lainnya (lima bozem) menunggu koordinasi pembagian lahannya. Karena ada yang dipakai (dibangun) taman juga," kata Erna, saat dihubungi, Selasa (2/4/2019).

Erna mengatakan, lokasi yang dipilih untuk membangun bozem itu, salah satunya adalah lahan yang sudah dibebaskan pemkot, aset marinir, dan fasilitas umum di perumahan.

Pembangunan bozem di lahan marinir, kata Erna, sudah mendapat izin.

"Jadi, mereka minta kami bantu. Artinya, yang penting kan sudah ada tampungan air tawar. Supaya semuanya tidak dibuang ke laut. Jadi, ada yang miliknya industri, pergudangan. Kami bantu asalkan mau dijadikan penampungan (air)," ujar dia.

Menurut Erna, masyarakat menyambut positif dan senang dengan adanya pembangunan bozem tersebut. Meski sebelumnya banyak warga yang menolak pembangunan bozem dengan berbagai alasan, termasuk pembebasan tanah.

"Mereka sebenarnya senang ya setelah melihat hasilnya, wilayahnya tidak ada genangan. Penampungan air itu terus juga bisa dikasih ikan untuk memancing dan digunakan penanaman pohon di situ," kata dia.

Ia menambahkan, pembangunan tujuh bozem itu dilakukan secara swakelola atau tidak dilelang. Alasannya, jika dilelang memakan waktu dan menelan biaya yang lebih besar.

Di sisi lain, Pemkot Surabaya juga sudah memiliki sebanyak 62 alat berat untuk bisa menggarap pembangunan bozem tersebut.

Baca juga: Antisipasi Banjir di Bantul, Sri Sultan HB X Wacanakan Bangun Embung

Dengan sistem swakelola itu, pengerjaan bozem diyakini bisa selesai lebih cepat. 

Pihaknya memperkirakan proses pengerjaan Bozem hanya membutuhkan waktu sekitar dua sampai tiga bulan. 

Erna menambahkan, pembangunan bozem di berbagai titik di Kota Surabaya itu, selain mengantipasi banjir, juga untuk mengantisipasi terjadinya global warming yang sudah mulai dirasakan di belahan dunia.

"Makanya, Bu Wali juga selalu meminta supaya di kawasan bozem dibuat lebih hijau sehingga dapat terhindar dari kesan gersang dan panas," ujar Erna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com