BANDA ACEH, KOMPAS.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Giofisika (BMKG) Stasiun Giofisaka Mata Ie Banda Aceh pada Senin (1/4/2019) mulai dari pukul 06.32 WIB hingga pukul 15.11 WIB mencatat terjadi gempa sebanyak 34 kali di Barat Laut Kota Sabang.
Hanya 17 gempa yang dilakukan analisis oleh tim observasi Stasiun Giofisika Mata Ie.
“Gempa bumi berkekuatan di atas magnitudo 5 terjadi 4 kejadian, pusat gempa berposisi di wilayah barat laut Kota Sabang, atau tepatnya di wilayah nikobar India, namun secara geografis dampak gempa lebih dekat dengan Sabang,” kata Reza Nur Akbar, Koodinasi Tim Opservasi Stasiun Giofisika Mata Ie, kepada wartawan, Senin.
Baca juga: Alumni SMA Kanisius Bantu Korban Gempa Palu dengan Gowes Merah Putih For Palu
Menurut Reza, gempa pertama yang terjadi pada pukul 06.32 WIB bermagnitudo 4,5, kemudian dari 17 kejadian yang dianalisis, ada 4 kali gempa di atas magnitudo 5, yang merupakan kombinasi patahan Seulimeum dengan patahan Andaman Barat.
“Kejadian gempa itu tampaknya dangkal, kemudian merupakan kombinasi patahan Seulimeum yang berjenis mendatar dengan Andaman Barat berjenis naik turun,” sebut dia.
Kepada masyarakat, Reza mengimbau tetap tenang dan selalu memantau informasi dari yang dikeluarkan oleh BMKG dan juga sebaliknya untuk memberikan kombinasi informasi.
Baca juga: Khawatir Gempa, UNBK di Lombok Timur Dilaksanakan di Tenda
Sebab, gempa yang terjadi sepajang hari ini tidak semua masyarakat baik yang berada di Kota Sabang maupun di Kota Banda Aceh dapat merasakan guncangannya.
"Kami imbau agar masyarakat tetap tenang, dengan memantau informasi dari Twitter, website, dan aplikasi BMKG, namun kami juga membutuhkan informasi dua arah dari masyarakat yang dapat merasakan goncangan gempa, karena gempa di bawah magnitudo 5 itu umumnya sulit dirasakan,” ujar dia.