Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mari Bantu Taufik, Malaikat Kecil Penyelamat 22 Turis, Tunarungu Tulang Punggung Keluarga

Kompas.com - 29/03/2019, 15:24 WIB
Amir Sodikin

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com — Kisah bocah bernama Taufik yang turut berjasa dalam upaya evakuasi 22 wisatawan asal Malaysia dalam bencana longsor di kawasan wisata air terjun Tiu Kelep, Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Minggu (17/3/2019), menggugah banyak pembaca Kompas.com

Bocah berusia 12 tahun ini menuntun para wisatawan itu untuk keluar dari lokasi bencana saat kawasan wisata Tiu Kelep dihantam longsoran batu setelah gempa bermagnitudo 5,8 mengguncang.

Taufik dan keluarga hidup dalam keterbatasan dan kekurangan. Dia tinggal di gubuk sederhana bersama nenek dan tiga sepupunya.

Menjadi pemandu wisata atau guide cilik bukan pilihannya. Keadaan ekonomi keluarganya memaksa bocah penyandang tunarungu ini untuk menjadi tulang punggung keluarga dengan menghabiskan masa kanak-kanaknya memandu para wisatawan di Tiu Kelep.

Hatinya yang luas terbukti pula dengan keberaniannya turut dalam evakuasi 22 turis Malaysia yang menjadi korban longsor di air terjun itu pada Minggu (17/3/2019).

Taufik sama sekali tak bisa mendengar. Begitu pula berbicara. Dia terlahir tanpa daun telinga.

Kisah Taufik bisa dibaca di dua serial yang tayang di Kompas.com, yaitu Kisah Pilu Taufik, Malaikat Kecil Penyelamat Turis Malaysia yang Jadi Tulang Punggung Keluarga (1) dan Kisah Bocah Taufik Penyelamat Turis Korban Longsor di Lombok, Ditawari Operasi oleh Malaysia (2)

Setelah Taufik menjadi buah bibir karena turut menyelamatkan para wisatawan Malaysia itu, dia direkomendasikan untuk menjalani operasi telinga agar dia bisa mendengar dan berbicara.

Senaru, Kompas.Com inilah Taufik, bocah disabilitas penyelamat WN Malaysia, korban longsor air terjun Tie Kelep, Senaru, Lombok Utara, hidup dalam kemiskinan.KOMPAS. Com/Fitri.R Senaru, Kompas.Com inilah Taufik, bocah disabilitas penyelamat WN Malaysia, korban longsor air terjun Tie Kelep, Senaru, Lombok Utara, hidup dalam kemiskinan.
Dia harus menjalani pemeriksaan awal, sebelum pemeriksaan lanjutan lainnya agar proses operasi berjalan baik sebelum tim medis memutuskan apakah dia akan dioperasi di Indonesia atau di Malaysia.

Opsi yang terakhir merupakan bantuan dari pihak Malaysia yang merasa berutang budi. Taufik ingin dibawa Tim Global Peace Mssion Malaysia dan Kedutaan Besar Malaysia untuk menjalani pengobatan di Malaysia agar bisa berbicara dan mendengar.

Namun, Rumeni (11), sepupu Taufik, sempat mengungkapkan keraguan sang nenek, Siranim, akan operasi telinga yang akan dijalani cucunya itu.

"Mau dia (Taufik) dioperasi, tapi nenek saya takut. Nanti Taufik meninggal, tak ada yang cari uangnya," kata Rumeni.

Di balik rezeki yang kita terima, terdapat hak bagi mereka yang kurang mampu. Mari kita bantu Taufik dan keluarganya agar bisa bangkit dan hidup layak. Kompas.com menggalang dana untuk Taufik melalui Kitabisa.com. Klik di sini untuk donasi. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com