Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Fokus Menristekdikti M Nasir Hadapi Revolusi Industri 4.0

Kompas.com - 27/03/2019, 16:04 WIB
Andi Hartik,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) M Nasir mengatakan, kemanjuan teknologi harus berbanding lurus dengan kesejahteraan. Hal ini untuk menjawab tantangan menghadapi revolusi industri 4.0.

M Nasir mengatakan, ada tiga aspek yang menjadi fokus Kemenristekdikti dalam menghadapi revolusi industri 4.0.

Pertama adalah berkaitan dengan literasi. Menurutnya, literasi tentang teknologi dan literasi tentang kemanusiaan di dunia kampus harus ditingkatkan.

"Literasi ini adalah literasi pada data, literasi pada teknologi dan literasi pada manusia atau human. Maka urusan kemanusian menjadi sangat penting. Majunya teknologi majunya ilmu pengetahuan harus memajukan kesejahteraan masyarakat, kesejahteraan manusia," katanya di Universitas Islam Malang (Unisma) Kota Malang, Rabu (27/3/2019).

Baca juga: Siapkah Indonesia Menghadapi Revolusi Industri 4.0?

Kedua, berkaitan dengan kejujuran sebagai insan akademis. Nasir menyampaikan, kejujuran menjadi sangat penting untuk menghindari mental koruptif, baik di kalangan mahasiswa atau dosen.

"Para akademisi, para peneliti, para dosen, para mahasiswa, kejujuran menjadi sangat penting. Maka pendidikan antikorupsi harus diajarkan kepada para mahasiswa dan dosen," jelasnya.

Ketiga adalah persoalan narkoba. Menurutnya, dunia kampus harus terhindar dari narkoba. Hal ini untuk menghindari rusaknya moral generasi bangsa.

Dengan begitu, Menristekdikti menilai perkembangan teknologi menuju revolusi industri 4.0 di Indonesia tidak akan mengesampingkan aspek kemanusiaan.

"Maka dengan teknologi harus semakin baik. Jangan sampai kita memanfaatkan teknologi tapi merusak pada kemanusian kita," jelasnya.

Baca juga: Di Sulut, Mendikbud Ingatkan Tantangan Revolusi Industri 4.0 pada Guru

Sementara itu, M Nasir menganggap bahwa inovasi di dunia kampus mulai diterima di dunia industri.

Dia mencontohkan adanya inovasi pengawet bahan makanan tanpa kimia, sistem pengamanan barang di bandara dan film animasi mahasiswa di Yogyakarta yang tembus ke Amerika Serikat.

"Ada suatu perguruan tinggi swasta di Yogyakarta menghasilkan film animasi dan film animasi ini dianggap the best in the world dari Amerika Serikat pengakuannya. Filmnya berjudul Battle of Surabaya. Pertempuran 10 November Surabaya," katanya.

Kedepan, Menristekdikti mengatakan bahwa sinergi antara perguruan tinggi dan dunia industri harus ditingkatkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com