Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merayakan Hari Jadi Ke-484 Masjid Menara Kudus, Simbol Toleransi Umat Beragama

Kompas.com - 25/03/2019, 10:55 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KUDUS, KOMPAS.com - Pengurus Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK) menggelar peringatan hari jadi (ta'sis) ke-484 Masjid Menara Kudus, Minggu (24/3/2019).

Sesuai jadwal, Ta'sis Masjid Al-Aqsha Menara Kudus akan dilaksanakan selama dua hari, dalam hitungan Hijriyah, 17 Rajab hingga 19 Rajab 1440 Hijiriyah.

Pembukaan ditandai dengan lantunan doa dan pemukulan beduk oleh Ketua YM3SK M Nadjib Hassan dengan disaksikan oleh sejumlah elemen di Kudus.

Guyuran hujan tak menghambat kegiatan yang berlangsung di kawasan Masjid Menara Kudus tersebut.

Terlihat 19 orang panitia, termasuk Nadjib, berlindung dari hujan menggunakan payung hitam saat mengikuti kegiatan.

Mereka yang mayoritas mengenakan baju koko dan sarung itu tampak khusyuk mengikuti acara meski di bawah guyuran hujan di depan Menara Kudus.

Baca juga: Kisah Masjid Menara Kudus yang Bikin Ciut Nyali Pejabat Nakal (3)

Pantauan Kompas.com di lokasi, taman Menara Kudus ditutupi dengan tumpukan batu bata yang disusun sedemikian rupa menjadi panggung. Di panggung inilah, serangkaian acara ditampilkan.

"Alhamdulilah hujan. Harus disyukuri karena doa dikabulkan sesuai dengan tema yakni banyu panguripan atau air kehidupan," kata Nadjib usai pembukaan Ta'sis Masjid Al-Aqsha Menara Kudus, di depan panggung acara, di depan Menara Kudus, Minggu (24/3/2019).

Banyu panguripan atau air kehidupan dipilih sebagai tema pada tahun ini. Banyu atau air ini merupakan sebuah instrumen untuk menghidupkan segala sesuatu yang mati.

Air juga dipergunakan untuk menyegarkan sesuatu yang kering atau membasahi jiwa yang kering imannya. Banyu panguripan adalah simbol penghubung antara manusia dan Tuhan.

"Simbol banyu panguripan ada di atas artefak mihrab Masjid Menara Kudus," ujar Nadjib.

Dalam peringatan Ta'sis Masjid Menara Kudus, panitia berupaya menyulap kawasan Menara Kudus selayaknya Kudus pada tempo dulu. 

"Masyarakat datanglah ke Masjid Menara Kudus supaya tak lupa sejarah penting di Kudus. Kami sajikan kesenian kuno, makanan kuno dan suasana kuno," tutur Nadjib.

Sejatinya, Ta'sis Masjid Al-Aqsha Menara Kudus telah beberapa kali digelar. Langkah ini setidaknya untuk mengedukasi masyarakat tentang sepak terjang Sunan Kudus, terutama kiprahnya dengan bangunan historis, Menara Kudus.

"Masjid Menara Kudus adalah bukti toleransi agama yang terjalin sejak lama. Sunan Kudus ini adalah seorang wali yang penuh kesejukan. Kudus menjadi daerah yang damai dan penuh dengan tepa selira," kata Nadjib.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com