Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembatasan Media Sosial, Fadli Zon Sebut Pemerintah Terlalu Intervensi Masyarakat

Kompas.com - 23/03/2019, 18:19 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah,
Khairina

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon tak sependapat soal pembatasan penggunaan media sosial.

Hal itu menyusul rencana Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) yang akan memangil sembilan operator media sosial yaitu Facebook, Twitter, Google, BBM, Line, Bigo Live, Telegram, Live Me, dan Metube.

Pemanggilan itu akan membahas penggunaan media sosial menghadapi masa tenang pemilu pada tanggal 14-16 April 2019.

"Kita ini negara demokrasi, seharusnya tidak boleh ada sensor maupun upaya yang membatasi kebebasan rakyat dalam menggunakan media selama sesuai dengan aturan yang ada," kata Fadli Zon, usai menghadiri deklarasi dan pembekalan relawan TPS Prabowo-Sandi, di GOR Pajajaran, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (23/3/2019).

Baca juga: Fadli Zon: Elektabilitas Petahana di Bawah 50 Persen itu Artinya Kalah

Fadli menambahkan, media sosial merupakan salah satu bagian dari kemajuan zaman dalam teknologi informasi dan komunikasi.

Karena itu, sambung Fadli, masyarakat berhak atas penggunaan media sosial sebagai media untuk mendapatkan informasi.

Dirinya berpendapat, pemerintah dinilai terlalu mengintervensi masyarakat.

"Jadi saya kira sekarang zaman sudah berubah, tidak bisa seperti dulu lagi yang dilakukan penyamaan infomasi. Informasi-informasi ini adalah haknya masyarakat untuk mendapat keseluruhan," ujar Fadli.

Kompas TV Hasil Survei Litbang Kompas yang dirilis Rabu (20/3/2019) kemarin menunjukkan selisih elektabilitas kedua pasangan calon antara Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo-Sandiaga Uno semakin sempit. Calon Presiden Nomor Urut 01 Joko Widodo menanggapi hasil survei terbaru Litbang Kompas ini. Joko Widodo menyebut hasil survei ini akan menjadi bahan evaluasi untuk tim dan para pendukung agar bekerja lebih keras jelang hari pemungutan suara 17 April mendatang. Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf menganalisis penurunan elektabilitas ini adalah dampak dari banyaknya isu hoaks yang beredar. Sementara itu dari kubu seberang Calon Wakil Presiden Nomor Urut 02 Sandiaga Uno menilai hasil Survei Litbang Kompas adalah momentum untuk menguatkan relawan. Berbeda dengan hasil survei Litbang Kompas, anggota dewan pengarah BPN Prabowo-Sandi, Fadli Zon mengklaim survei internal BPN menempatkan Prabowo-Sandi sudah mengungguli Jokowi- Ma'ruf. #SurveiElektabilitas #SurveiLitbangKompas #Pilpres2019
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com