Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petugas Berupaya Padamkan Api yang Mengarah ke Habitat Harimau Sumatera

Kompas.com - 22/03/2019, 19:00 WIB
Idon Tanjung,
Khairina

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Upaya pemadamam api kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Desa Sungai Guntung Tengah dan Desa Sungai Guntung Hilir, Kecamatan Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Riau, memasuki hari kedelapan, Jumat (22/3/2019).

Kini, petugas gabungan dari Kepolisian, TNI, Manggala Agni, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, BPBD dan masyarakat sekitar melanjutkan upaya memadamkan api, supaya tidak meluas ke kawasan hutan Suaka Margasatwa (SM) Kerumutan atau salah satu habitat harimau sumatera.

Selain mengarah ke kawasan hutan lindung tersebut, saat ini api juga sudah dekat dengan lahan dan kebun sawit PT Teso Indah, yang hanya dibatasi kanal dengan lebar sekitar empat meter.

"Jarak kepala api dari kawasan masih sekitar dua kilometer. Kami hari ini fokus pemadamam kepala api dengan membuat sekat bakar," kata Kepala Resort Pekan Heran SM Karumutan Selatan Bidang Wilayah I Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Zulkifli saat diwawancarai Kompas.com, Jumat.

Baca juga: BNPB Kirim Satu Lagi Helikopter untuk Water Bombing Karhutla di Riau

Dia menjelaskan, api mengarah ke kawasan hutan SM Karumutan di bagian selatan. Namun, kepala api sudah disekat dan juga dibatasi kanal yang dipenuhi air.

Sementara, untuk penyekatan menggunakan dua unit alat berat ekskavator milik PT Teso Indah. Sejumlah karyawan perusahaan juga dilibatkan dalam pemadamam.

"Kami terus antisipasi agar tidak sampai masuk ke kawasan hutan. Yang kami khawatirkan api loncat," kata Zulkifli.

Menurut dia, hingga hari kedelapan ini, luas lahan yang terbakar bertambah menjadi sekitar 60 hektar. Dua hari sebelumnya, luasnya sekitar 50 hektar.

"Api cepat menjalar karena gambut yang sangat dalam, sekitar lima sampai enam meter," sebutnya.

Zulkifli mengungkapkan, kesulitan pemadaman adalah  cuaca panas dan angin kencang, ditambah kabut asap.

"Cuaca sangat panas, yang membuat tim sulit bergerak untuk menjangkau titik api," ujarnya.

Jika dibandingkan dengan sehari sebelumnya, titik api sudah jauh berkurang setelah diguyur hujan Kamis (21/3/2019) malam.

Hujan dengan intensitas sedang hingga deras itu berlangsung lebih kurang satu jam. Namun, titik api tidak padam total.

"Alhamdulillah, sudah sangat jauh berkurang. Saat ini kami memadamkan sisa-sisa api di dalam gambut," tutup Zulkifli.

Sementara itu, kebakaran lahan gambut ini juga masih berdampak kabut asap tipis di sejumlah wilayah di Kabupaten Indragiri Hulu.

Kompas TV Tim Satgas Kebakaran Hutan dan Lahan di Riau memodifikasi cuaca untuk membuat hujan buatan dengan penyemaian garam di udara sebanyak 3 ton menggunakan pesawat Casa 212 yang dikirim dari Mabes TNI. Penyemaian garam iniuntuk membentuk awan hujan di kawasan Pesisir Riau. Dengan modifikasi cuaca diharapkan dapat membantu pemadaman kebakaran hutan dan lahan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com