Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teror Mata Novel Baswedan, Tim Gabungan Periksa Saksi dan 3 Tempat di Malang

Kompas.com - 20/03/2019, 15:18 WIB
Andi Hartik,
Khairina

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Tim gabungan mendatangi Malang untuk melanjutkan proses penyelidikan terhadap kasus teror penyiraman air keras kepada penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.

Salah satu anggota tim pakar yang tergabung dalam tim gabungan, Nur Kholis mengatakan, ada berbagai tempat di Malang yang diduga terkait dengan teror terhadap Novel Baswedan yang terjadi pada 11 April 2017.

"Kami berkunjung ke berbagai tempat yang diduga ada kaitannya dengan peristiwa," kata Nur Kholis di Kota Malang, Rabu (20/3/2019).

Baca juga: Desakan Penuntasan Kasus Novel Baswedan Dinilai Tak Ada Kaitan dengan Pilpres

Ada tiga tempat di Malang yang menjadi objek penyelidikan.

Nur Kholis menyampaikan, tempat itu berhubungan dengan keberadaan seseorang saat kejadian penyiraman berlangsung.

Namun, Nur Kholis yang merupakan mantan komisioner Komnas HAM tidak merinci tempat tersebut.

"Tempat itu terkait dengan peristiwa penyiraman berdasarkan kepada berbagai pertimbangan. Tidak usah saya sebutkan karena ada proses lanjutan yang ingin kami lanjutkan," jelasnya.

Nur Kholis mengatakan, tim gabungan tiba di Malang pada Senin (18/3/2019). Penyelidikan di Malang selesai pada Rabu (20/3/2019).

Selain melakukan penyelidikan di tiga tempat, tim gabungan juga memeriksa beberapa saksi di Malang. Nur Kholis juga belum menyebutkan identitas saksi yang diperiksa di Malang.

"Klarifikasi terhadap beberapa orang. Kami belum bisa menyampaikan terkait beberapa orang ini. Dari klarifikasi ini dan dari mendatangi tempat kemungkinan ke depan akan mengalami proses pengembangan dari yang di Malang ini," katanya.

Sebelumnya, saat tim ini belum terbentuk, penyidik juga sudah mendatangi tiga tempat tersebut. Belum dipastikan apakah tim gabungan akan kembali ke Malang atau melanjutkan penyelidikan ke daerah lain.

Baca juga: 700 Hari Berlalu, Apa Kabar Kasus Novel Baswedan?

Nur Kholis menyampaikan, tim gabungan yang bertanggung jawab langsung kepada Kapolri Jenderal Tito Karnavian menggunakan pendekatan baru dalam mengungkap kasus teror itu.

"Diantaranya kami melakukan klarifikasi ulang terhadap saksi dan TKP atau tempat yang berkaitan dengan peristiwa," katanya.

CCTV yang ada di rumah Novel Baswedan juga diperiksa ulang. Namun CCTV itu tidak memberikan petunjuk yang jelas terkait pelaku teror tersebut.

"CCTV yang ada di rumah Novel Baswedan memang ada sedikit kendala di situ. CCTV itu tidak begitu jelas. Untuk membuat itu terang kami sudah berkoordinasi dengan lembaga apapun supaya membuat CCTV ini bisa menjadi petunjuk yang bermanfaat untuk proses ini," jelasnya.

Anggota tim pakar lainnya yang juga Komisioner Kompolnas Poengky Indrati mengatakan, tim gabungan akan bekerja ekstra untuk mengungkap kasus Novel Baswedan.

"Kami sudah bekerja dengan serius dan kami butuh dukungan dari publik agar kami segera bisa menyelesaikan tugas ini dengan baik," katanya.

Diketahui, Novel Baswedan disiram air keras oleh orang tak dikenal pada 11 April 2017 pagi.

Saat itu, Novel baru saja menunaikan shalat subuh di Masjid Al Ihsan, dekat rumahnya di Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Kompas TV Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi melakukan aksi diam selama tujuh ratus menit di teras gedung merah putih KPK, Selasa (12/3). Aksi ini dilakukan untuk memeringati tujuh ratus hari pasca-penyidik KPK Novel Baswedan yang disiram air keras oleh pelaku yang hingga kini belum tertangkap. Mereka juga memegang light stick dan poster yang bertuliskan dukungan pada penyidik senior KPK itu. Wadah pegawai KPK bersama dengan Koalisi Masyarakat Sipil meminta presiden membentuk tim gabungan pencari fakta yang independen, karena tim bentukan kepolisian dinilai tidak mampu membongkar otak pelaku penyiraman air keras. #TerorNovelBaswedan #700HariTerorNovel #NovelBaswedan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com