Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Gelar Aksi Kutuk Penembakan Orangutan Hope

Kompas.com - 15/03/2019, 23:08 WIB
Daspriani Y Zamzami,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDA ACEH, KOMPAS.com – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam koalisi orangutan melakukan aksi solidaritas damai mengecam tindakan penyiksaan orangutan Sumatera bernama Hope. Penyiksaan terhadap Hope menyebabkan satu individu anak orangutan tewas.

Anak orangutan berusia satu bulan itu tewas karena malanutrisi, akibat induknya yang terus mengalami penyiksaan dan menyebabkan induk orangutan menderita dan tak bisa menyusui anaknya.

Sambil menggelar teatrikal yang mengisahkan tragedi yang menimpa Hope, orangutan yang ditembaki 74 butir peluru senapan angin, para mahasiswa juga mendesak penegak hukum untuk bisa menuntut tuntas pelaku pembunuhan dan penembak orangutan Sumatera yang terjadi di Subulussalam, Aceh.

Baca juga: Induk Orangutan Hope Diberondong 74 Tembakan Senapan Angin, Ini 5 Faktanya

Teatrikal yang ditampilkan menunjukkan kondisi Hope yang sedang kesakitan akibat luka yang dirasakannya.

“Kita berharap ini adalah kasus terkahir yang terjadi terhadap hewan yang dilindungi di Indonesia ini, dan kami juga mendesak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus ini dan menangkap pelakunya,” ujar Nuratul Faizah, Koordinator Aksi, Jumat petang (15/3/2019).

Aksi solidaritas ini juga mendesak kepolisian daerah untuk segera melakukan penertiban terhadap pengguna senapan angin, yang dinilai mulai marak melakukan aktifitas illegal.

Sementara itu kondisi Hope dinyatakan sudah berangsur membaik, meski masih dalam kondisi stres. Yeni, tim dokter yang menangani Hope, mengatakan kini Hope masih ditempatkan di kandang darurat untuk perawatan indensif.

Baca juga: Kasus Orangutan Hope, Bagaimana Aturan tentang Kepemilikan Senapan?

“Walau sudah mau makan buah-buahan sedikit tapi Hope masih stress dan trauma, kini dokter sedang mempersiapkan untuk menangani beberapa tulang yang patah terutama dibahu kiri, karena tulang ini berdekatan dengan paru-paru, jika tidak segera ditangani bisa membahayakan paru-parunya,” jelas dokter Yeni, kepada Kompas.com via telephon.

Saat ini Hope tidak dizinkan berinteraksi dengan orang dari luar selain tim dokter dan keeper yang menjaga Hope.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com