Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desa Tertinggal di Indonesia Butuh 5 Juta MCK Komunal

Kompas.com - 13/03/2019, 16:53 WIB
Firmansyah,
Khairina

Tim Redaksi

BENGKULU, KOMPAS.com - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo, menyebutkan desa tertinggal di Indonesia membutuhkan tempat Mandi Cuci Kakus (MCK) sebanyak lima juta unit.

Hal ini disampaikan Eko dalam seminar di hadapan ratusan mahasiswa Teknik Sipil Universitas Bengkulu di Bengkulu, Rabu (13/3/2019).

"Kebutuhan MCK komunal di desa tertinggal di Indonesia sekitar 5 juta unit. Saat ini, dari dana desa telah didirikan MCK komunal sebanyak 250 ribu unit. Tentu tidak bisa semuanya dibangun dari dana desa," kata Eko.

Baca juga: Korban Tsunami Selat Sunda Keluhkan Kurang Makan hingga Rebutan MCK

Ia melanjutkan, hal yang paling penting adalah meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat sehingga mereka mampu meningkatkan pendapatan dan memiliki kakus sendiri.

Menurutnya, secara umum, baru ada sekitar 10 kabupaten di Indonesia yang bebas dari buang air sembarangan.

"Pinggiran Jakarta dan beberapa kota besar di Indonesia masih ditemukan masyarakat membuang air sembarangan," ujarnya.

Akibatnya, akan sangat membahayakan kesehatan, lingkungan menjadi buruk, sanitasi air menjadi buruk serta ancaman gizi buruk pada balita (stunting) semakin menghantui.

Ia juga menyebutkan, pendampingan juga dilakukan untuk mengubah adanya sebagian masyarakat yang memiliki kebiasaan buang air sembarangan termasuk di sungai.

"Kami memiliki pendamping desa yang akan membantu mengubah kebiasaan sebagian masyarakat itu," jelasnya.

Selain mebeberkan persoalan MCK di hadapan mahasiswa, Eko juga memberikan motivasi bagi pemuda.

Tak ketinggalan, keberhasilan dana desa mengurangi angka kemiskinan menjadi satu digit dalam sejarah Indonesia ikut pula ia sampaikan.

Kompas TV Pemerintah mengerjakan fasilitas umum untuk pengungsi Gunung Agung.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com