Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tunggu Laporan Resmi, Dinas ESDM Segera Teliti Semburan Gas di Maluku Tengah

Kompas.com - 12/03/2019, 13:02 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Khairina

Tim Redaksi

AMBON,KOMPAS.com-Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) hingga kini belum juga mengunjungi lokasi semburan gas di Desa Morokay, Kecamatan Seram Utara Kobi, pasca-terjadinya semburan gas di desa tersebut.

Kepala Bidang Geologi dan Air Tanah ESDM Maluku Julis Lona mengatakan, pihaknya baru akan mendatangi lokasi semburan jika sudah ada laporan tertulis secara resmi dari Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah terkait kejadian itu.

“Untuk sementara kami belum mendapatkan laporan secara tertulis dari Kabupaten Maluku Tengah dan nanti kalau ada pemberitahuan ke gubernur dan gubernur perintahkan dinas ESDM dan BPBD untuk turun lapangan, kami akan ke sana untuk lihat soal kejadian tersebut,”ungkap Julis kepada wartawan di Kantor Dinas ESDM Provinsi Maluku, Selasa (12/3/2019).

Baca juga: Semburan Gas Menurun, Karung Berisi Pasir Dipasang Cegah Lumpur

Dia menjelaskan, jika semburan lumpur yang terjadi di Desa Morokay berpotensi membahayakan masyarakat setempat maka pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Kementerian ESDM guna meminta bantuan.

“Nah kalau dia membahayakan dengan luas yang sangat besar maka kami akan buat surat untuk meminta bantuan dari kementrian ESDM yang punya kewenangan untuk minyak dan gas,”katanya.

Dia menerangkan, areal semburan gas di desa tersebut merupakan daerah konversi minyak dari perusahaan Citic yang umumnya adalah daerah rawa.

Dia memperkirakan, semburan gas pada kedalaman puluhan meter saat penggalian bisa terjadi karena gas terperangkap di rawah.

“Kalau ini kan cuma puluhan meter, nah itu mungkin karena daerah rawa jadi gas terperangkap, jadi pada waktu bor air tekanan gas itu muncul bercampur lumpur. Tapi dalam waktu tertentu tekanan gas itu akan turun dengan sendirinya sesuai dengan tekanan gas yang berkurang dan habis,” jelasnya.

Namun, kata dia, jika tekanan gas berasal dari gas bumi yang mengandung minyak maka itu akan jauh berbahaya sehingga pihaknya harus berkoordinasi dengan Kementerian ESDM.

“Tapi kalau semburan itu berasal dari gas bumi yang mengandung minyak maka itu kami perlu meminta bantu kementerian untuk melakukan penelitian, karena itu akan bisa lama seperti kasus di Lapindo tapi kami kan belum tahu pasti semburan ini dari gas bumi atau apa,” katanya. 

Kompas TV Semburan gas berlumpur terjadi di desa Tanjong Meunye, Aceh Utara, Aceh pada rabu kemarin (22/1). Semburan terjadi setelah warga melakukan pengeboran di lahan perkebunan sedalam 18 meter untuk mendapatkan air bersih yang digunakan sebagai kebutuhan perkebunan dan rumah tangga.<br /> <br /> Akibatnya semburan gas pun terjadi setinggi 20 meter sejak pukul 09.00pagi warga yang melihat pun panik dan melaporkannya ke aparat setempat.<br /> <br /> Dampak semburan gas berlumpur ini juga membuat warga yang tinggal di sekitar semburan mengungsi ke tempat lebih aman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com