JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam budaya Batak, fungsi beras bukan sekadar makanan pokok. Tetapi, lebih dari itu, beras memiliki fungsi simbolik penting dalam kehidupan orang Batak (Toba).
Felix Tani menjelaskan, beras dalam budaya Batak tentu berakar pada fakta sawah sebagai inti budaya etnik ini. Sejak komunitas pertama terbentuk, lanjutnya, orang Batak diketahui sudah menjadi "komunitas lembah bersawah".
Dengan menggunakan beras, nasi ataupun tepung beras yang merupakan turunannya, orang Batak memanjatkan doa. Oleh karena itu, sejak awal beras sudah menjadi bahasa simbolik dalam praktik budaya Batak.
Selain penjelasan budaya Batak dengan beras, masih ada cerita menarik lainnya di Kompasiana seperti kisah perempuan pendayung sampan di Damnoen Saduak, Thailand hingga film yang sudah lama ditunggu: Captain Marvel. Berikut 5 artikel populer dari para Kompasianer selama sepekan ini:
Felix Tani melihat desa-desa asli Batak sekeliling Danau Toba merupakan desa lembah dengan ekologi persawahan. Ada hamparan sawah, sungai dan "tali air" (saluran irigasi tradisional) yang bermuara ke Danau Toba, dan perkampungan dengan pagar bambu hidup di tengahnya.
Oleh karena itu Felix Tani beranggapan, bagi orang Batak (Toba) fungsi beras bukan sekadar makanan pokok.
"Lebih dari itu, beras memiliki fungsi simbolik penting dalam budaya Batak," lanjutnya.
Dalam kehidupan orang Batak ada isitilah boras si pir ni tondi yang artinya beras penguat jiwa. Karena makna simboliknya menunjuk pada suatu doa pengharapan akan kebaikan, maka pemberian boras si pir ni tondi tidak boleh sembarang.
"Ada aturannya. Harus dilakikan oleh pihak yang menyandang status sosial-adat yang lebih "tinggi" (karena ditinggikan secara adat)," tulisnya. (Baca selengkapnya)
Kampanye mengurangi sampah plastik (diet plastik) dengan tujuan agar sampah bisa dikurangi atau pun agar tidak menjadi persoalan yang berdampak kepada masyarakat luas.
Namun, menjadi sebuah paradoks ketika bahwa ada sebagaian masyarakat yang justru menggantungkan hidupnya dari sampah plastik.
Itulah yang kemudian menjadi penting ketika kesadaran yang masih minim bagaimana memperlakukan sampah pun sering kali diabaikan. Sampah-sampah dibuang seenaknya walau pun terkadang tersedia kotak sampah.
"Padahal banyak cara yang bisa dilakukan untuk peduli dan menjadi sahabat sampah, satu di antaranya adalah memilah dan memilih sampah-sampah menjadi sesuatu yang bisa bermanfaat," tulis Petrus Kanisius. (Baca selengkapnya)
Damnoen Saduak adalah pasar terapung terbesar dan tersibuk di Thailand. Setidaknya terdapat 12 pasar terapung yang diperkenalkan berbagai biro perjalanan di Thailand.
Kedatangan Leya Cattleya ke Damnoen Saduak menemukan bahwa di sana terdapat lebih dari 200 kanal. Hal inilah yang kemudian membuat pasar ini menjadi mengular di antara pasar lainnya.