Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atap Rumah Sakit Bhayangkara di Kupang Rusak Akibat Angin Kencang, Pasien Dipindahkan

Kompas.com - 10/03/2019, 16:39 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Krisiandi

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Angin kencang disertai hujan deras menerjang Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu (10/3/2019) pagi.

Angin kencang yang terjadi lebih dari 30 menit itu, membuat rumah warga dan fasilitas umum rusak berat.

Satu di antaranya yakni Rumah Sakit Bhayangkara Titus Uly Kupang. Atap sejumlah ruangan di rumah sakit tersebut terangkat akibat angin yang kencang. Ruangan-ruangan tersebut kini tak beratap. 

"Tiga kamar perawatan pasien di ruang Mawar yang rusak parah dan atapnya terangkat oleh angin kencang," ungkap Kabid Humas Polda NTT Kombes Jules Abraham Abast di Kupang, Minggu siang.

Baca juga: Angin Kencang Rusak Rumah Sakit dan Permukiman Warga

Selain tiga ruangan perawatan pasien, lanjut Jules, terdapat dua ruangan lainnya yang juga mengalami kerusakan, yakni ruangan Bronkos Copy dan ruangan penyimpanan oksigen.

Enam orang pasien yang dirawat di ruangan itu, dipindahkan sementara ke kamar perawatan yang tak terkena dampak.

Hingga saat ini, aparat kepolisian dari Polda NTT dan Brimob, sedang melakukan pembersihan di sekitar bangunan yang terdampak angin kencang itu.

Selain rumah dan fasilitas umum, angin yang terjadi sekitar pukul 9.30 Wita itu menyebabkan sejumlah pohon di sepanjang jalan dan dekat permukiman warga tumbang. Rumah warga dan fasilitas umum lainnya tertimpa pohon tumbang, termasuk sejumlah mobil. 

Pantauan Kompas.com, di sepanjang jalan protokol di kota Kupang, penuh dengan potongan ranting, dahan dan daun dari pohon yang tumbang.

Warga pun terlihat secara bersama-sama membersihkan potongan kayu yang berserakan di badan jalan.

Baca juga: Angin Kencang Rusak Rumah Warga di Sikka

Hingga kini belum ada keterangan resmi terkait jumlh bangunan, termasuk jumlah kendaraan yang rusak akibat tertimpa angin.

Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang, Bambang Setiajid mengatakan, kecepatan angin itu mencapai 44 knots atau 80 kilometer per jam.

"Ini angin kencang yang mengindikasikan ada awan cumulonimbus besar dengan turbulensi yang kuat,"ucapnya.

Kompas TV Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak musim #kemarau jatuh di bulan Agustus hingga September 2019. #BMKG mengimbau untuk melakukan antisipasi di beberapa wilayah terutama di NTT, NTB, Bali, dan Jawa bagian selatan dan utara. Hal ini disampaikan dalam konferensi pers kepala Deputi Bidang #Klimatologi BMKG, Herizal, di kantor BMKG, Rabu (6/3) siang. BMKG jelaskan bahwa datangnya musim kemarau saat ini berkaitan dengan angin baratan monsun Asia menjadi angin timuran atau monsun Australia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com