Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenangan Terakhir Serda Yusdin: Baiknya Kita Serahkan ke Allah karena Kita Ini Berbuat Baik bagi Negara...

Kompas.com - 09/03/2019, 14:31 WIB
Amran Amir,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PALOPO, KOMPAS.com - Korban penembakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Nduga, Papua, Sertu Anumerta Yusdin, dimakamkan secara militer di Taman Makam Pahlawan Salobulo, kota Palopo, Sulawesi Selatan, Sabtu (09/03/2019) siang.

Pemakaman dilakukan secara militer yang dipimpin Pamen Ahli Bidang Nubika Kopassus Kolonel Yuri Mamahi.

Prosesi pemakaman yang dilakukan secara militer dihadiri Komandan Distrik Militer (Dandim) 1403 Sawerigading, kepala kepolisian Polres Palopo dan Kepala Kepolisian Polres Luwu, serta keluarga dan masyarakat asal kampung jenazah.

Seperti diketahui, Sertu Anumerta Yusdin gugur dalam peristiwa baku tembak antara TNI dan KKB di Nduga, Papua pada Kamis (07/03/2019).

Baca juga: Sosok Serda Yusdin Anggota TNI yang Gugur di Nduga, Tulang Punggung Keluarga hingga Bercita-cita Jadi Prajurit

Ayah korban, Sanatang mengatakan, korban sebelum berangkat ke Papua sering berkomunikasi dengan orangtuanya, demikian pula saat bertugas di Papua.

Orangtua orban selalu berpesan agar anaknya berhati-hati namun korban selalu mnjawab bahwa dia menyerahkan hidup matinya pada sang kuasa demi menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Dia bilang, pak saya ditugaskan ke Papua tapi saya bilang hati-hati karena daerah sana itu kau sudah tau kan? Disana itu daerah rawan karena ada saya dapat informasi di berita jika demikian. Tapi dia bilang, ahhh jangan begitu pak. Baiknya kita serahkan kepada Allah karena ini kita berbuat baik untuk negara,” kata Sanatang, saat ditemui usai melakukan pemakaman, Sabtu (09/03/2019).

Baca juga: Tiba di Luwu, Jenazah Anggota Kopassus yang Gugur di Nduga Disambut Isak Tangis Keluarga

Sementara salah satu tante Yusdin bernama Aisyah menceritakan jika almarhum pernah menyampaikan jika akan mengadakan pertemuan atau berkumpul dengan para keluarga. Namun rencana tersebut belum sempat terlaksana.

“Sebelum berangkat saya komunikasi dengannya. Sebelum berangkat dia cium tangan saya. Dia bilang, tante saya mau pulang. Saya bilang ke rumah dulu, tapi dia bilang, saya buru-buru ada tugas ke Papua, nanti kalau saya pulang kita kumpul. Tapi niatan itu tidak sempat.  Mungkin inilah maksud kumpulnya bersama keluarga,” ucapnya sambil menangis.

Baca juga: 6 Fakta Penyerangan KKB di Nduga, 3 Prajurit TNI Gugur hingga Pelaku Kriminal Gunakan Senjata Militer

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com