Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jasa Marga Bantah Jalan Tol Jadi Penyebab Banjir Bandang Madiun

Kompas.com - 08/03/2019, 18:27 WIB
Muhlis Al Alawi,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


MADIUN, KOMPAS.com - Direktur Pengembangan PT Jasa Marga, Adrian Priohutomo membantah keberadaan jalan tol yang membentang dari Ngawi hingga Kertosono menjadi penyebab banjir bandang di Kabupaten Madiun.

Sebab, pembangunan jalan tol sudah dipikirkan dampak dan antisipasinya.

"Pembangunan tol itu sudah dikoordiniasi semua pihak termasuk amdalnya segala macam dan ahli. Semua sudah dipikirkan. Tidak mungkin jalan tol dibuat menyengsarakan masyarakat," kata Adrian, kepada Kompas.com, saat meninjau lokasi ruas Tol Caruban-Solo yang terdampak banjir, Jumat (8/3/2019).

Baca juga: Viral, Video Pengguna Tol Selamatkan Dua Anak Terjebak Banjir Madiun

Adrian mengatakan, banjir yang melanda tol bukan tanpa penyebab. Debit air Sungai Jerowan dan jebolnya beberapa tanggul di Balerejo menyebabkan banjir meluap hingga di ruas tol KM 604.

"Kalau salahkan tol rasanya gimana. Kami sudah mengikuti prosedur yang ada baik dari sisi desain, perizinan dan amdalnya, sudah kami ikuti," ungkap Adrian.

Adrian menuturkan, dalam perencanaannya, jalan tol sudah didesain bisa mengatasi genangan air 60-80 sentimeter. Tetapi, saat banjir menerjang tol, debitnya airnya tinggi sekali.

"Kenapa sampai di jalan tol. Sebenarnya jalan tol ini sudah direncanakan seluruh kemungkinan yang terjadi. Selain itu, sudah memiliki space mengantisipasi luapan yang sangat tinggi. Kebetulan curah hujan sangat tinggi sehingga di luar kebiasaan yang terjadi sebelumnya," ujar Adrian.

Untuk antisipasi ke depan, kata Adrian, pihak PU sudah survei ke lokasi untuk menangani bila terjadi banjir bandang.

Sementara itu, Direktur Teknik PT Jasamarga Ngawi Kertosono Kediri ( JNK) Mulya Setiawan mengatakan, luapan air dari Sungai Jerowan di luar kebiasaan. Untuk itu, akan dilakukan survei hidrologi.

Baca juga: Fakta Banjir Madiun, Khofifah Temui Balita yang Mengungsi hingga Penjelasan Penyebab Banjir

"Dengan data-data baru dari survei hidrologi maka dilakukan tindakan teknis seperti penambahan cross train/saluran melintang agar surutnya cepat saat banjir datang," ungkap Mulya.

Ia menambahkan, saat banjir menerjang tol, debit air perdetik sebesar 1.060. Sementara debit normalnya hanya 800 kubik perdetik.

Dengan demikian, air akan mencari posisi terendah. "Kebetulan ruas tol KM 604 terendah," ujar Mulya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com