Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelar Pawai Ogoh-ogoh, Umat Hindu di Surabaya Ingin Pemilu 2019 Berjalan Damai

Kompas.com - 06/03/2019, 23:16 WIB
Ghinan Salman,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Ribuan umat Hindu di Kota Pahlawan menggelar Tawur Agung Kesanga atau lebih dikenal pawai ogoh-ogoh di wilayah Kenjeran, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (6/3/2019).

Kegiatan tersebut dilakukan untuk memperingati Hari Raya Nyepi 1941 Saka yang jatuh pada Kamis (7/3/2019) besok.

Diikuti sekitar 2.000-an umat Hindu, pawai ogoh-ogoh dimulai pukul 14.30 WIB dari Pura Segara Kenjeran melewati Jalan Memet Kenjeran, Jalan Gading Pantai, Jalan Kenjeran, Jalan Wiratno, dan berakhir di Pura Segara Kenjeran.

Sabha Walaka Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat, I Nyoman Sutantra mengatakan, pawai ogoh-ogoh itu adalah serangkaian acara menyambut Hari Raya Nyepi, di mana tema perayaan Nyepi tahun ini adalah Catur Brata Penyepian, untuk kesukseskan pelaksanaan Pemilu 2019.

Baca juga: Sambut Nyepi, Ratusan Umat Hindu di Jombang Gelar Pawai Ogoh-ogoh

"Temanya Catur Brata Penyepian. Catur itu artinya pengendalian diri, kita sukseskan Pemilu 2019," kata Sutantra, saat membuka pawai ogoh-ogoh di kawasan Kenjeran, Rabu.

Menurut Sutantra, tema besar perayaan Hari Raya Nyepi itu diambil dengan harapan pelaksanaan Pemilu 2019 bisa berjalan damai, lancar, dan penuh kebajikan.

Ia berharap, segala tindakan yang dilakukan bisa menjadi penyejuk menjelang Pilpres 2019 yang berlangsung pada 17 April 2019 mendatang.

"Kita kebetulan akan melaksanakan Pemilu 2019, yang kami harapkan kedamaian. Karena itu, mari kita isi hati kita dengan penuh kebajikan," ucap Sutantra.

Di sisi lain, Sutantra juga mengimbau agar seluruh umat Hindu di Tanah Air bersatu mengutamakan kepentingan bersama, dan mengesampingkan kepentingan pribadi atau golongan.

"Kita harus utamakan kepentingan Negara dibandingkan kepentingan kelompok. Itulah sebetulnya Pancasila itu, Bhinneka Tunggal Ika," tutur Sutantra.

Dalam pelaksanaan pawai ogoh-ogoh tahun ini, ribuan umat Hindu di Surabaya mengarak sebelas ogoh-ogoh berukuran besar dan satu ogoh-ogoh berukuran kecil.

Jumlah ogoh-ogoh secara keseluruhan terdapat 12 ogoh-ogoh. Menurut Sutrantra, jumlah ogoh-ogoh itu memiliki makna bagi umat Hindu.

Sebelas ogoh-ogoh, kata Sutantra, merupakan angka kembar yang bermakna keharmonisan manusia dengan pencipta, manusia dengan alam, dan manusia dengan sesama manusia.

Jika dijumlah menjadi angka 12, lanjut dia, maknanya adalah harapan keharmonisan itu akan berlangsung sepanjang 12 bulan atau selama tahun 2019.

Baca juga: Bersemangat Lawan Hoaks, Warga Kulon Progo Bakar Ogoh-ogoh Butho

Sutantra menambahkan, Catur Brata Penyepian mengandung pesan yang mendalam, yakni pembersihan hati dari segala pengaruh makhluk jahat dan kekotoran hati.

Setelah melewati Catur Brata Penyepian, sambung Sutantra, umat Hindu akan mencapai Dharma Santi, yang memiliki arti kebajikan di hati.

"Sehingga Pemilu 2019 bisa menjadi pemilu damai," imbuh dia.

Setelah pawai ogoh-ogoh dilaksanakan, di akhri acara, sejumlah ogoh-ogoh itu kemudian dimusnahkan.

Itu sebagai simbol dari pemusnahan kejahatan dan kegelapan sirna dari alam dan diri manusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com