PAMEKASAN, KOMPAS.com - Jadi siswa di SMPN Satu Atap Panaguan, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, terbilang istimewa. Sebab, mereka bisa absen berbulan-bulan, tapi bisa naik kelas.
Selain itu, siswa juga masih bisa mendapatkan beasiswa. Yuni Indrawati, salah satu guru menuturkan, kondisi masyarakat di Kecamatan Proppo, agak berbeda jika dibandingkan dengan daerah lainnya.
Anak-anak di daerah Proppo, sudah biasa sekolah dua kali dalam sehari. Pagi hari, sekolah formal. Di siang hari, melanjutkan pendidikan di Madrasah Diniyah (Madin).
Baca juga: SMPN Satu Atap di Pamekasan Ogah Kembalikan Iuran UNBK
Orangtua dan siswa, lebih mementingkan pendidikan di Madin. Sebab, ketika di Madin sudah menghadapi ujian, siswa rela meninggalkan sekolah formal seperti SD dan SMP, demi memperdalam pelajaran di Madin.
"Kalau sudah mau ujian Madin, anak-anak sampai berbulan-bulan tidak masuk sekolah. Saat ditanya, mereka mendalami mata pelajaran Madin bersama ustaz yang mengajarinya," terang Yuni Indrawati.
Kepala SMPN Satu Atap Panaguan, Syamsul Arifin ketika dikonfirmasi membenarkan masalah absensi siswa di sekolahnya. Pihak sekolah harus mengondisikan dengan masyarakat setempat.
Sebab, jika siswa yang tidak masuk berbulan-bulan kemudian diberhentikannya, maka tidak akan ada siswa sama sekali di sekolahnya.
"Kami harus menyesuaikan diri dengan lingkungan. Tujuan anak tidak masuk sekolah, karena mereka mementingkan pendidikan di Madin. Kami beri toleransi," kata Syamsul Arifin, Selasa (5/3/3019).
Baca juga: ASN di Pamekasan Gunakan Seragam Bergambar Bupati dan Wabup
Syamsul mengungkapkan, siswa tersebut juga bisa naik kelas meskipun absen berbulan-bulan. Bahkan, hak mereka mendapatkan beasiswa, tetap diserahkan.
"BKSM dan PIP tetap kami berikan kepada mereka karena sudah haknya dan tidak bisa dialihkan kepada orang lain," ungkap Syamsul.
Kondisi tersebut sudah disampaikan kepada pengawas Disdik Pamekasan. Pihak pengawas juga tidak mempersoalkannya.
Alasannya, demi menjaga situasi antar sekolah, baik sekolah formal ataupun madrasah setempat.
"Situasi seperti sudah diketahui Diadik. Bahkan, sudah berlangsung sejak lama," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.