Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Winda, Gadis Berprestasi yang Putus Kuliah karena Tak Ada Biaya

Kompas.com - 05/03/2019, 11:41 WIB
Masriadi ,
Farid Assifa

Tim Redaksi

LHOKSEUMAWE, KOMPAS.com - Cut Winda Sari (18), warga Desa Ujong Blang, Kecamatan Sakti, Kota Lhokseumawe, tersenyum saat menerima kedatangan sejumlah wartawan ke rumahnya, Selasa (5/3/2019).

Anak kedua pasangan TM Murdani dan Mulyani Ilyas bukan sembarangan. Dia penghapal 20 juz Al Quran. Prestasi membanggakan itu tak semulus jalan hidupnya. Tahun lalu dia terpaksa berhenti kuliah di Institut Agama Islam Negeri (IAN) Lhokseumawe.

Himpitan ekonomi dara mungil itu membuatnya terpaksa berhenti kuliah. Padahal baru semester pertama ia kuliah di jurusan tarbiyah, Fakultas Tarbiah dan Bahasa Arab, IAIN Lhokseumawe.

TM Murdani, orangtua Winda, tak bisa berbuat banyak. Penghasilannya sebagai nelayan tak mampu menyelesaikan pembayaran uang kuliah. Ditambah lagi uang jajan dan biaya buku.

Apalagi, saat itu Cut menderita sakit tipes. Fokus sang ayah hanya mengobati putrinya agar pulih dan bisa beraktivitas kembali.

“Akhirnya saya putus kuliah. Walau saya ingin kuliah, namun biaya berkata lain. Saya pernah daftar biaya siswa berprestasi (Bidikmisi). Namun, kuota kampus sedikit dan saya tak lolos,” katanya.

Baca juga: Kisah Wahyu Selamatkan Tiga Siswa di Pantai Manakarra, Tuna Wicara hingga Putus Sekolah karena Sering Diejek

Selepas tak kuliah, Cut tak patah semangat. Dia pun membantu keuangan keluarga dengan mengajar anak-anak hapal Al Quran di Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Kota Lhokseumawe.

“Satu hari mungkin saya bisa kuliah lagi. Sekarang saya mengajar penghapal Quran juga. Semoga saya bisa kuliah lagi,” harapnya berulang kali.

Tekad itu ditanam dalam relung sanubarinya. Impian menyandang gelar sarjana dan memperbaiki kehidupan terus tumbuh di hatinya. Untuk saat ini, Cut mengaku belum mampu membiayai kuliahnya.

Gadis mungil ini mulai menghapal Quran sejak kelas lima Madrasah Ibtidaiyah (MI) Banda Masen, Lhokseumawe, hingga menjadi hafizah (penghafal Al Qur'an) 20 jus. Menurutnya, aktivitas menghafal Al Qur’an dengan target waktu 3 tahun dijalaninya dengan ikhlas.

Sebagai anak dari keluarga kurang mampu, biaya pendidikan dasarnya pun berasal dari sejumlah lembaga. Saat duduk di madrasah tsnawiyah (MTs) dan madrasah aliyah (MA setingkat SMA), Cut memperoleh beasiswa dari MuslimAID, sebuah lembaga donor dari Inggris dan Baitul Mal, Kota Lhokseumawe.

Beasiswa itu tak sia-sia, buktinya tahun 2017 dia meraih juara tiga MTQ Tingkat Putri Dalam Rangka HUT ke-72 TNI, Juara 2 Hifdzil Al Quran 10 Juz MTQ tingkat nasional di Papua tahun lalu.

Baca juga: Putus Sekolah, 7 Gadis Belia Dijadikan PSK

Namun, segudang prestasi itu tak bisa berlanjut secara formal lewat kampus. Langkah pendidikan formalnya kini terhenti.

Dia terus berharap, satu hari bisa kembali ke perguruan tinggi. Menimba ilmu dan meraih sarjana.

“Entah kapan, saya terus mengimpikannya,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com