ACEH UTARA, KOMPAS.com - Sebanyak 13 batu nisan masa kerajaan Samudera Pasai diangkat dari dasar krueng (sungai) Pase, di Desa Murong, Kecamatan Samudera, Kabupaten Aceh Utara, Minggu (3/3/2019).
Kegiatan penyelaman dan eskavasi dimulai oleh tim Center For Information Of Samudera Pasai Heritage (CISAH)sejak pagi hingga sore.
Ketua CISAH, Abdul Hamid, kepada Kompas.com, Senin (4/3/2019) menyebutkan penemuan batu nisan pertama dilakukan oleh masyarakat.
Setelah itu, masyarakat menyampaikan informasi itu pada tim CISAH dan dilakukan penggalian.
Baca juga: Menengok 62 Candi Peninggalan Kerajaan Tarumanegara di Karawang
“Setelah kita terima informasi itu kita ajak komunitas lain seperti Komite Peralihan Aceh (KPA), Komunitas Pelisa, dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Utara,” sebutnya.
Awalnya, dua batu nisan pertama ditemukan. Setelah itu, tim menyelam dan menemukan batu nisan lainnya.
Dari 15 nisan yang ditemukan terdiri dari empat pasang nisan, dan 7 fragmen nisan yang kondisinya patah tanpa pasangan.
Dua pasang diantaranya memiliki inskripsi, dan satu pasang dipastikan memiliki epitaf yang menyebutkan pemilik makam.
Baca juga: Ratusan Makam Kuno dan Keramik Ditemukan di Aceh, Diduga Peninggalan Kerajaan Lamuri
Batu nisan itu akan diteliti secara detail untuk memastikan pemilik nisan dan pada abad keberapa. Pria yang akrab disapa Abel ini menduga batu nisan itu pada Abad ke 15 dan 16 masehi.
“Samudera Pasai kerajaan besar, tentu banyak peninggalan menarik untuk dikaji dan dibagikan sebagai sarana edukasi pada masyarakat. Untuk itu, kita minta Presiden Joko Widodo menjadikan kawasan ini kawasan peninggalan budaya dan sejarah dunia,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.