Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Prabumulih Terpaksa Panen Buah Rambai di Tengah Banjir

Kompas.com - 03/03/2019, 22:01 WIB
Amriza Nursatria,
Khairina

Tim Redaksi

PRABUMULIH, KOMPAS.com- Ada yang menarik selama peristiwa banjir yang merendam wilayah Kelurahan Payu Putat, Kecamatan Prabumulih Barat, Prabumulih, Sumatera Selatan satu bulan ini. 

Satu keluarga terdiri dari ayah dan anak terlihat memanen buah rambai yang sudah matang di tengah kebun yang terendam banjir.

Banjir juga membuat buah tanaman rambai milik mereka yang biasanya berbuah hingga 500 kilogram per batang, kini berkurang tinggal 40 kilogram saja.

Tumpukan buah rambai itu dikumpulkan di dekat pondok milik Amaris (50 tahun), pemilik kebun. 

Baca juga: 4 Minggu Berlalu, Banjir Masih Rendam Sebagian Prabumulih

Buah rambai sendiri adalah buah yang warna dan ukurannya mirip buah duku, namun rasanya asam manis segar. Buah rambai banyak disukai karena rasanya yang asam manis tersebut.

Di saat banjir seperti ini, banyak tanaman buah rambai di Kelurahan Payu Putat yang terendam banjir. Amaris sendiri memiliki 15 pohon rambai di kebunnya, sebagian diantaranya terendam banjir.

Untuk memanen buah rambai, Amaris dan anaknya harus masuk ke dalam banjir dan berendam. Ia lalu naik ke atas pohon dan memetik langsung.

Setelah buah dijatuhkan, Amaris dan anaknya mengumpulkan buah rambai yang mengambang di permukaan banjir.

Buah yang dikumpulkan lalu dimasukkan ke dalam keranjang, baru kemudian dikumpulkan di dekat pondok.

Amaris mengatakan, dari 15 batang pohon rambai yang tumbuh di sela-sela tanaman karet di kebunnya, sebagian diantaranya turut terendam banjir.

Karena sekarang buahnya sudah matang dan harus dipanen, ia mengajak anaknya memetik buah rambai meski harus berendam di tengah banjir.

“Sudah matang buahnya, hari ini kami petik,” katanya.

Baca juga: Sebulan Terdampak Banjir, Sawah Warga Bengkulu Masih Tertimbun Lumpur

Buah rambai yang sudah dipetik dan dikumpulkan itu selanjutnya akan diambil oleh pengepul langsung ke kebun.

Di kebun, buah rambai itu itu dijual dengan harga Rp 2000 per kilogram. Dengan kondisi buah yang sedikit seperti saat ini, tak banyak uang yang didapat oleh Amaris.

“Nanti ada pengepul datang membeli, harganya Rp 2000 per kilo, saat banjir seperti ini buahnya sedikit paling 30-40 kilogram per batang, sebelumnya bisa mencapai 5 pikul per batang (100 kilogram perpikul),” jelas Amaris.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com