Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aceh Deklarasi Lawan Stunting

Kompas.com - 03/03/2019, 20:26 WIB
Daspriani Y Zamzami,
Khairina

Tim Redaksi


BANDA ACEH, KOMPAS.com-Memiliki angka prevalensi stunting yang lumayan tinggi mengharuskan Pemerintah Aceh bergerak cepat untuk menurunkan angka tersebut.

Sebagian besar anak-anak di Aceh dilaporkan tumbuh tidak dengan baik, sehingga mengalami stunting alias pertumbuhan dengan kekurangan gizi yang akut.

Sepuluh kabupaten dan kota di Aceh menjadi daerah rawan stunting saat ini.

Pemerintah Aceh pun mulai mendeklarasikan perang melawan stunting. Deklarasi dilakukan di lapangan Blang Padang Banda Aceh oleh Pelaksana Tugas Gubernur Aceh Nova Iriansyah beserta seluruh pemimpin kabupaten dan kota di Aceh.

Angka stunting atau kondisi gagal pertumbuhan tubuh dan otak pada anak akibat kekurangan gizi di Aceh dilaporkan mencapai angka yang cukup tinggi secara nasional yakni mencapai 30,8 persen.

“Memang angka ini perlu pendataan ulang, sehingga kita mendapat angka yang benar-benar pasti. Untuk itu, deklarasi pencegahan dan penanganan stunting hari ini sangat penting, karena Indonesia sedang mempersiapkan generasi terbaik dalam menyongsong bonus demografi di tahun 2025 hingga tahun 2036 mendatang. Angka stunting harus kita tekan agar anak-anak kita menjadi generasi unggul dan mampu bersaing Dengan bangsa manapun di masa mendatang," jelas Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah usai memimpin pembacaan naskah deklarasi, Minggu (3/3/2019).

Baca juga: Urgensi Minimalisasi Stunting

Pemerintah Aceh juga mengeluarkan instruksi terpadu melalui Peraturan Gubernur no 14 tahun 2019 tentang pencegahan dan penanganan stunting terintegrasi di Aceh.

Regulasi ini dikeluarkan demi menggalang komitmen para pihak untuk mengakomodir kebutuhan pelayanan bagi setiap anak di daerah. Sehingga, penanganan stunting dapat dilakukan secara bersama-sama.

"Semua pihak dan semua sektor harus turut berperan dalam upaya pencegahan dan penanganan stunting di Aceh, karena berimbas bagi pembangunan karakter sumber daya manusia dan mental generasi penerus bangsa. Karena itu, sangat penting untuk mengikat dan mengingatkan, bahwa gerakan ini adalah kewajiban semua pihak," tegas Nova Iriansyah

Senada dengan itu, Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Aceh Dyah Erti Idawati mengatakan, stunting terjadi akibat kurangnya perhatian bagi tumbuh kembang anak, terutama asupan gizi yang berakibat tubuh si anak menjadi pendek dan daya tahannya tidak terlalu kuat.

Untuk itu Tim Penggerak PKK harus berada pada garda depan guna mengingatkan semua pihak agar bisa meningkatkan kampanye sadar gizi dan juga gerakan pencegahan dan penanganan stunting terintegrasi di Aceh.

Kompas TV Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia, membeberkan temuan, kaitan antara orangtua perokok, akan menghasilkan anak stunting, atau anak dengan tumbuh kembang kerdil. Ini bisa terjadi, karena anggaran belanja untuk membeli rokok, lebih tinggi, daripada pemenuhan gizi, bagi buah hati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com