Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TKD: Kemampuan Jokowi Jaga Stabilitas Pangan Cukup Mumpuni

Kompas.com - 03/03/2019, 18:47 WIB
Putra Prima Perdana,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com- Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jawa Barat Dedi Mulyadi mendampingi Presiden Joko Widodo ketika menghadiri Gebyar Bakso Merah Putih dan pemecahan rekor muri makan bakso gratis 30.000 porsi yang digelar oleh Paguyuban Pedagang Mie Bakso Indonesia (Papmiso) di Kota Deltamas, Desa Sukamahi, Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi, Minggu (3/2/2019).

Dalam kesempatan tersebut, Joko Widodo yang juga calon presiden nomor urut 01 dalam ajang Pilpres 2019 sempat berbincang dengan sejumlah pedagang mie bakso keliling yang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

Rata-rata para pedagang mengungkapkan kondisi harga daging sapi dan cabai yang menjadi bahan utama mie bakso sudah stabil. Mereka berharap Jokowi bisa mempertahankan stabilitas harga bahan pokok termasuk daging sapi jika kelak terpilih kembali menjadi Presiden RI dalam ajang Pilpres 2019.

Baca juga: Jawab Sindiran Luhut soal Harga Pangan, Ini Penjelasan BPN Prabowo

Menanggapi hal tersebut, Dedi Mulyadi mengatakan testimoni dari para pedagang bakso menjadi bukti bahwa Jokowi telah sukses menjaga stabilitas harga pangan.

“Tadi tukang bakso misalnya justru mengatakan harga cabai menurun. Artinya kemampuan beliau dalam mengendalikan stabilitas harga cukup mumpuni dan memiliki implikasi terhadap ketahanan ekonomi masyarakat,” kata Dedi melalui ponselnya, Minggu sore.

Bahkan, kata Dedi, hampir tidak ada gejolak kenaikan harga bahan pangan juga tidak terjadi pada waktu Idul Fitri.

Baca juga: Inflasi Desember 0,3 persen, Dibayangi Harga Pangan yang Bergejolak

“Kita rasakan empat tahun kepemimpiman Pak Joko Widodo hampir tidak ada gejolak harga. Misalnya menjelang Idul Fitri, biasanya ada gejolak . Tapi ternyata harga daging cabai selama ini terkendali,” ucap dia.

Dedi berharap agar masyarakat tidak termakan isu tentang harga bahan pangan mahal. Menurut dia, isu tersebut tidak relevan dengan kenyataan di lapangan.

“Isu itu ada karena orang enggak punya celah untuk menyerang sehingga dibuat hoaks dengan menggembar gemborkan harga mahal. Mereka enggak pernah belanja ke pasar. Mereka baru pertama turun ke masyarakat dan biasanya kalau baru turun ke masyarakat biasanya suka merasa lebih tahu,” tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com