Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rizal Ramli: Capres Harus Mampu Tumbuhkan Ekonomi hingga 8 Persen

Kompas.com - 02/03/2019, 17:39 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin,
Dian Maharani

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com — Mantan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli meminta para calon presiden berani mewujudkan pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen. Pertumbuhan ekonomi tinggi otomatis akan menyejahterakan banyak pihak.

"Saya mendorong agar capres berani memberi pertumbuhan ekonomi 7-8 persen sampai 5 tahun," kata Rizal, kepada awak media di Semarang, Sabtu (2/3/2019).

Mantan menteri di Kabinet Kerja itu menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tumbuh di angka 5,0 dinilai tidak cukup baik untuk menumbuhkan perekonomian. Pertumbuhan ekonomi sebesar itu juga dinilai membuat upah buruh tidak naik signifikan.

Baca juga: Lahan Seluas 384 Lapangan Bola Disiapkan untuk Jadi Kawasan Ekonomi Khusus

Menurut dia, di era saat ini kalangan muda yang mencari kerja sangat banyak, sementara upah naik tidak terlalu tinggi.

"Ekonomi Indonesia mandek di 5 persen jelas tidak baik. Pak Widodo (Joko Widodo) dulu berjanji ekonomi Indoensia tumbuh hingga 7 persen, tapi enggak sanggup. Kalau enggak sanggup, mau tidak ganti strategi," katanya.

Kepada para calon presiden, baik Joko Widodo maupun Prabowo Subianto, juga ditantang demikian agar perekonomian Indonesia tumbuh lebih tinggi.

"Kalau dulu dianggap gagal, kami mau beri umpan. Kepada Prabowo juga agar berani berjanji mewujudkan pertumbuhan ekonomi 7-8 persen, lalu upah naik, bisnis bergairah," katanya.

Baca juga: KEK Pulau Baai Bisa Dongkrak Ekonomi Bengkulu di Atas 6 Persen

"Kalau dua-duanya enggak berani, pasti enggak akan bawa perubahan signifikan," katanya lagi.

Upah buruh

Dijelaskan Rizal Ramli, upah buruh di Indonesia dulu diputuskan berdasarkan negosiasi di antara buruh, pengusaha, dan pemerintah. Namun, saat ini formula penghitungan upah sesuai dengan peraturan pemerintah.

"Sejak Pak Widodo, pola diubah. Upah berdasar rumus pertumbuhan ekonomi. Kenapa cara itu yang dipakai? Kalau pertumbuhan ekonomi rendah bukan salah buruh, tapi salah pemerintah karena enggak canggih. Upah buruh disandera," katanya.

Oleh karena itu, Rizal mendorong semua capres membuat startegi baru agar pertumbuhan ekonomi yang tinggi terlaksana dalam lima tahun ke depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com